Banyak kota di Indonesia mulai berlomba-lomba mengimplementasikan Smart City. Termasuk Payakumbuh di bawah kepemimpinan Walikota Riza Falepi. Namun menurutnya, program kota pintar ini bukan ajang adu gengsi.
"Smart city ini lebih kepada pengembangan teknologi informasi komunikasi untuk menunjang e-government yang lebih baik dan terstruktur. Tujuannya demi perbaikan hidup masyarakat," paparnya melalui email yang diterima detikINET, Kamis (7/1/2016).
Untuk mewujudkan program Smart City ini, Pemkot Payakumbuh pun menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) selama dua tahun ke depan. Sang walikota sendiri memang jebolan dari kampus itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapannya, e-goverment mampu memberikan informasi serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat dalam urusan bisnis, apalagi dalam penataan administrasi pemerintahan," kata sang walikota lebih lanjut.
Menurut Riza, ia tak mau e-government nantinya menghabiskan uang banyak. Ia menginginkan Smart City yang berbiaya murah untuk ukuran level Payakumbuh, seperti juga kebanyakan kota dan kabupaten di Indonesia. Apa alasannya?
"Saya memang menginginkan blue print yang cukup baik dan bisa jadi referensi. Tapi implementasinya harus bertahap, karena biaya lebih diprioritaskan untuk infrastruktur dan pendidikan dan kesehatan," ujarnya.
Standardisasi Smart City
Riza mengaku punya strategi sendiri dalam mengembangkan program kota pintar. "Saya anak elektro. Urusan smart city, Insya Allah saya ngerti. Bahkan develop sendiri juga bisa. Istri saya juga sama, dosen IT di ITB."
"Tapi saya lihat sekarang sangat menyedihkan karena e-gov lebih banyak sebagai ajang adu gengsi Smart City, bukan berbagi manfaat dengan drive dilakukan vendor-vendor, mending dananya digunakan untuk yang lebih perlu dulu seperti infrastruktur," kata dia menjelaskan.
"Makanya, saya tidak terlalu tertarik untuk jor-joran. Sesuai kebutuhan saja, yang penting-penting saja seperti keuangan, perizinan, kesehatan, dan pendidikan. Saya akan berusaha comply dengan Kominfo, dengan memakai software yang dari Kominfo, tapi kadang banyak masalah."
Menkominfo Rudiantara sebelumnya pernah mengatakan bahwa pihaknya tak akan membuat standardisasi Smart City. Menteri urusan ICT yang akrab disapa Chief RA ini menilai, tiap kota bisa membuat smart city sesuai dengan keunikannya masing-masing.
Namun, Walikota Payakumbuh ini kurang sependapat. Menurutnya, Kominfo sebaiknya tetap memberikan standar acuan agar biaya pembangunan sistem dan implementasi Smart City tidak berbiaya tinggi.
"Harusnya Kominfo buat sistem e-gov yang dipakai semua pemda. Saya sarankan, ini disatukan di Kominfo saja," kata Riza yang saat ini merupakan salah satu kandidat untuk jadi Ketua Umum Ikatan Alumni ITB (IA ITB) periode 2016-2020.
Calon Ketum Alumni ITB
Terkait dengan peluangnya menjadi ketua alumni di mantan kampusnya, Riza juga ikut berkomentar. Menurutnya, perlu ada sistem yang bergulir dengan baik, berbasis IT, dan mampu menyesuaikan dengan keadaan alumni ITB yang sibuk.
"Jujur saja, saya tadinya tak berani mengajukan diri sebagai ketua, saya hanya walikota kota kecil," kata pria kelahiran Payakumbuh, 17 Juni 1970 ini.
Alumni S-1 Teknik Elektro (1989) dan Magister Tekno Ekonomi ITB ini, maju ke bursa pemilihan Ketua Umum IA ITB karena banyak mendapat masukan dan dukungan dari para seniornya yang beranggapan ITB seolah telah kehilangan rohnya sebagai garda depan bagi pembangunan bangsa.
"Saya terpanggll maju karena banyak alumni ITB yang tidak berani berteriak lantang melihat banyak masalah di negeri ini," katanya.
Rencana, pemilihan akan dilakukan 23 Januari 2016 dengan cara datang langsung ke puluhan tempat pemungutan suara yang dipusatkan di Bandung, juga melalui elektronik voting.
Dalam pemilihan Ketum IA ITB, Riza akan bersaing dengan Ridwan Djamaluddin (Kemenko Kemaritiman & Sumberdaya Manusia), Pontas Romulo Tambunan (CEO PT Kilat Wahana Jenggala), dan Hiramsyah S. Thaib (CEO PT Teknologi Riset Global).
Sesuai visinya sebagai kandidat, Riza ingin ITB menjadi organisasi modern dan rumah bersama yang mampu memberikan akselerasi bagi alumni dalam berkarya, berkontribusi, dan memimpin bangsa di seluruh daerah dan berbagai bidang profesi dan lembaga.
Selain itu, ia ingin melakukan beberapa pembenahan seperti penataaan data alumni yang memberikan gambaran dan informasi terkini dari anggota, pembenahan tata kelola IA ITB, menjadi organisasi mandiri dari dan untuk alumni, penataaan masing-masing bidang yang berfokus pada menumbuhtebarkan potensi alumni.
(rou/rou)