Menurut Dirjen Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Kominfo Muhammad Budi Setiawan, tujuan dari dikeluarkannya aturan tersebut demi mendorong migrasi feature phone ke smartphone.
"Kita sedang siapkan Peraturan Menteri yang mendorong penggunaan smartphone. Jadi, kita tak akan izinkan lagi ponsel dijual 2G only. Setelah Permen itu keluar, ponsel yang dikeluarkan vendor harus mendukung multi teknologi 2G, 3G, dan 4G," ujarnya di sela acara 4G & Rich Content di Balai Kartini, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kunci dari memaksimalkan infrastruktur data yang dibangun operator itu adalah rich content dan perangkat yang terjangkau. Kalau jaringan operator sudah bangun, dua pendorong itu yang ingin kita berikan insentif agar ekonomi digital berjalan,” paparnya.
President Director & CEO Indosat Alexander Rusli mengakui keberadaan smartphone dengan harga terjangkau akan mempercepat ekosistem digital economy.
“Kalau harga perangkat terjangkau, akan banyak yang menikmati jaringan data operator. Kami sekarang fokus memigrasikan pengguna feature phone ke smartphone, serta mengedukasi pengguna smartphone agar smart dengan perangkatnya," ujarnya.
Sementara kata Direktur Service Management XL Axiata Ongki Kurniawan, ada tiga hal yang harus ditimbang untuk mendorong internet economy yakni infrastruktur, keterjangkauan, dan relevansi tujuan.
“Perangkat yang terjangkau itu memang wajib, tetapi jangan dilupakan mengedukasi soal relevansi agar pengguna tahu tujuannya mengakses layanan data,” ulasnya.
Sedangkan General Manager Polytron Mobile Phone, Usun Pringgodigdo mengaku masih memproduksi ponsel 2G karena biaya produksi lebih murah dan ada kebutuhan di pasar.
“Sulit kalau harus langsung menghapuskan 2G only karena masih banyak yang butuh, terutama untuk segmen harga Rp 200 ribuan. Tetapi tahun ini kita akan lebih fokus kepada 4G, terutama memikirkan cara membuat perangkat dengan harga di bawah Rp 1 juta,” pungkasnya.
(rou/fyk)