Dari Finlandia, Jongla Ingin Jajal Indonesia
Hide Ads

Dari Finlandia, Jongla Ingin Jajal Indonesia

Susetyo Dwi Prihadi - detikInet
Senin, 03 Nov 2014 17:13 WIB
CEO Jongla Riku Salminen (tyo/detikINET)
Jakarta - Indonesia akan semakin sesak dengan kehadiran satu lagi layanan instant messaging baru. Jongla, demikian namanya, datang jauh-jauh dari Finlandia untuk mencoba peruntungannya di pasar messaging Tanah Air.

Menilik ke belakang, Jongla pertama kali dibuat pada 2009, baru kemudian dirilis secara resmi pada Desember 2012. Jongla hadir ketika SMS mulai kehilangan keuntungan bagi operator dan digeser oleh instant messaging.

"Menurut survei, akan ada 1,3 miliar orang menggunakan instant messaging pada 2016 dan diperkirakan akan menghasilkan USD 70 miliar dari layanan ini," kata CEO Jongla Riku Salminen, saat berkunjung ke kantor detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan olehnya, Jongla adalah layanan lintas platform dan device. Saat ini mereka sudah hadir di empat sistem operasi, seperti iOS, Android, Windows Phone dan Firefox.

Kendati saat ini sudah banyak layanan instant messaging yang hadir di Indonesia, sebut saja WhatsApp, Line, KakaoTalk, WeChat dan BlackBerry Messenger, Jongla tetap optimistis bisa merebut hati konsumen.




"Kami mengincar segmen pengguna usia 15 tahun hingga 30 tahun. Kami mempunyai beberapa fitur yang berbeda dengan aplikasi sejenis yang ada di Tanah Air," katanya.

Beberapa fitur di antaranya, sticker. Memang Jongla bukan satu-satunya instant messaging yang menawarkan fitur ini. Istimewanya, sticker Jongla dapat ditampilkan dengan interaktif. Seperti tampilan penuh, bergerak-gerak dan menggunakan suara.

Kemudian fitur Push to Talk, yang memungkinkan pengguna untuk bisa saling berkirim suara dengan waktu tertentu. Ini pun cocok dengan kebiasaan pengguna layanan instant messaging.

"Sekarang memang arahnya sudah berubah, ketimbang berkirim pesan yang cuma singkat, mending sekalian berkirim suara pendek. Misalnya, 'Iya saya sudah di rumah'," ujarnya memberikan contoh.

Salminen juga menegaskan bahwa aplikasi layanannya ini sangat aman dan sangat melindungi privasi. Setiap pengguna yang mengirimkan foto, video atau pesan akan hancur sendiri dari data center Jongla setelah 3 bulan.

Selain itu, ada juga Jongla Channels. Mirip seperti BBM Channels, pihak ketiga seperti perusahaan, brand atau merek dagang bisa memanfaatkannya untuk berinteraksi dengan fans atau konsumen.

(tyo/rns)
Berita Terkait