"Saya ditantang harus bisa menghasilkan profit dari device. Oleh sebab itu BlackBerry harus mampu membuat perangkat yang disukai banyak orang," tutur Chen dalam wawancara terbatas yang turut dihadiri detikINET di sela CES 2014, di Las Vegas, AS.
Diakuinya, kondisi perusahaan BlackBerry tidak dalam kondisi bagus saat ia didaulat untuk menggantikan Thorsten Heins. Saat Chen ditunjuk sebagai CEO Interim, perusahaan tengah dalam kondisi merugi USD 2,6 miliar dalam dua kuartal terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perlahan tapi pasti, BlackBerry di bawah komando John Chen pun mulai berbenah. Direksi lama yang kurang berprestasi, pelan-pelan mulai disingkirkan dan diganti dengan muka baru yang lebih fresh.
Setelah mendepak jajaran direksi lama peninggalan Heins, termasuk Alicia Keys, Chen mulai mendatangkan John Sims untuk menangani bisnis enterprise dan Ron Louks untuk urusan perangkat. Sebelumnya, Chen juga telah mengangkat James Yersh untuk membenahi urusan finansial perusahaan.
"Lalu kita juga akan coba perbaiki pasokan perangkat. Oleh sebab itu, kami berkerja sama dengan Foxconn di berbagai negara," papar mantan CEO Sybase ini lebih lanjut.
Ia menjelaskan, Foxconn akan memegang peranan besar untuk lini produksi perangkat yang ditargetkan khusus untuk segmen emerging market kelas menengah bawah. Sementara BlackBerry akan fokus mengembangkan software dan sebagian perangkat yang didesain khusus untuk segmen menengah atas.
Selain menghemat ongkos produksi, delegasi tugas ini juga diyakini Chen akan mengurangi beban BlackBerry dalam upayanya, supaya tidak makin jauh tertinggal dari Apple dan Samsung. Pengalaman Foxconn dalam memproduksi perangkat berkualitas seperti iPhone dan iPad juga menjadi nilai tambah.
(rou/rou)