Namun sepertinya sang CEO RIM Thorsten Heins sama sekali tak terganggu dengan semua isu tersebut. Dengan mantap, pria kelahiran Jerman tersebut mengatakan tak ada yang salah dengan RIM, semuanya masih baik-baik saja.
"Perusahaan ini tidak mengabaikan apa yang terjadi di luar sana. Tidak pula sedang berada dalam lingkaran kematian," ujar Heins dalam sebuah wawancara, dikutip dari Forbes, Rabu (4/7/2012).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami mengerjakannya dalam 18-20 bulan, dimana orang lain memerlukan 24-36 bulan untuk itu. Seluruh perusahaan sedang fokus dengan itu," ujar Heins.
Ditambahkannya, sambil menggarapnya, RIM masih sangat fokus dalam menjual perangkat BlackBerry 7, baik di Amerika Serikat (AS) maupun di berbagai negara.
"Seluruh perusahaan sedang melalui orientasi baru yang berfokus di sekitar pelanggan korporat, konsumen, platform software baru secara menyeluruh, dan ini adalah tantangan yang cukup signifikan bagi kami," tegasnya.
Meski mungkin tak semua orang menganggap ucapan Heins, sejumlah analis menilai komentarnya ini adalah pernyataan cerdas. Sikap yang ditunjukkan Heins memperlihatkan dirinya sebagai pemimpin yang mampu bersikap tenang, berpikiran terbuka dan hati-hati, di saat perusahaan yang dipimpinnya memang memerlukan seseorang yang berkepala dingin.
(rns/ash)











































