Dikutip detikINET dari Telegraph, startup bernama E Umbrella itu meluncurkan layanan sewa payung sejak April lalu di 11 kota di China termasuk Beijing.
Payung itu baru bisa dipakai dengan membayar deposit senilai 19 yuan atau sekitar Rp 37 ribu. Jika sudah bayar, nanti payung bisa dibuka kuncinya dengan kode di smartphone.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alhasil banyak payung hilang. Dan jumlah deposit tidak sebanding dengan harga payungnya sehingga E Umbrella rugi cukup besar. Pasalnya setiap payung yang raib harganya per unit 60 yuan atau sekitar Rp 118 ribu.
Zhao Shupin selaku pendiri startup tersebut berpendapat payungnya yang raib mungkin dibawa ke rumah oleh penyewa. Namun kerugian tersebut tidak membuatnya kapok.
Zhao berencana menambah sampai 30 juta payung lagi untuk disewakan di perkotaan China. Dan nantinya ia berharap memperoleh uang dengan iklan yang dipajang di payung tersebut.
Payung yang disewakan E Umbrella sendiri cukup menarik dan berkualitas. "Cukup bagus dan kualitasnya memadai. Mereka bisa saja menjadi startup menonjol," sebut Kerry Allen, analis dari BBC.
Sebelumnya ada kejadian mirip di mana startup penyewaan sepeda bernama Wukong juga kehilangan banyak sepeda karena dimaling. Dan sayangnya mereka jadi bangkrut karenanya. (fyk/fyk)