Bahkan, Founder dan CEO Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) Veronica Colondam, mengatakan dengan merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa 60% dari total pengangguran di Indonesia berada di usia kerja produktif.
Hal itu jadi pekerjaan rumah dan tengah diatasi dengan sentuhan teknologi. Yaitu platform digital bernama GenerasiBisa hasil kolaborasi antara Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) bekerjasama dengan Microsoft Indonesia yang didukung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesenjangan para lulusan tingkat SMA dan SMK ini untuk mendapatkan pekerjaan dengan lebih mudah dinilai menjadi persoalan, karena platform digital yang tersedia saat ini rata-rata lebih banyak menyajikan informasi pekerjaan bagi lulusan perguruan tinggi.
GenerasiBisa! diharapkan jadi solusi dari permasalahan tersebut. Situs ini dihadirkan untuk memberi bekal para calon karyawan soal pengetahuan, kepercayaan diri, serta kesiapan berkarir di dunia pekerjaan, khususnya bagi lulusan SMA sederajat.
Fitur pendukung mulai dari program khusus dan mentoring, pencarian kerja, artikel seputar karir, hingga informasi bursa kerja ditawarkan di GenerasiBisa!. Platform digital ini terbuka untuk anak usia muda usia 15-24 tahun untuk memperlancar pencarian kerja.
"Insight ke depan bukan saja sekedar membuka lapangan pekerjaan tapi bagaimana mereka membuka lapangan pekerjaan. Itu menjadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama," imbuh Veronica.
GenerasiBisa! lahir sebagai bagian dari M-Powered, inisiatif Microsoft di tingkat Asia yang berkomitmen untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kemampuan Teknologi Informasi (TI). Inisiatif ini diklaim telah sukses diimplementasikan di Thailand dan rencananya akan diterapkan di Malaysia, Vietnam, dan Filipina.
"Kami mendukung pengembangan GenerasiBisa! dengan menyediakan layanan komputasi awan Microsoft Azure. Dukungan teknologi ini merupakan bagian dari Public for Public Good, sebuah program Microsoft Philantropies yang tujuannya menyediakan akses komputasi awan kepada organisasi non-profit, institusi pendidikan, anak-anak muda, serta komunitas," tutur President Director Microsoft Indonesia, Andreas Diantoro. (fyk/fyk)