Sosok Nadya Hutagalung bukan sekadar selebriti. Dia termasuk influencer yang inspiratif di Instagram. Tak hanya kegiatannya saja yang dibagi, ajakan untuk selalu peduli dengan alam selalu digaungkannya lewat akunnya.
Terkait dihilangkannya like di postingan Instagram, Nadya mendukung penuh. Dia menilai upaya tersebut sangat baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi menghilangkan like adalah hal yang sangat bagus," tegasnya.
Ibu tiga anak ini menyakini dengan dihilangkan like dapat mengembalikan influencer ke kompas moral mereka. Sehingga hal yang di-posting benar-benar yang dipedulikannya ketimbang hanya mencari like.
Dan paling terpenting dengan dihilangkannya like akan sangat berguna bagi kesehatan mental anak muda. Nadya melihat generasi sekarang dihadapkan dengan masalah itu, terutama di media sosial.
![]() |
"Mereka coba saling berkompetisi dengan teman mereka hanya karena like. Menurut saya, menghilangkan faktor tambahan yang bikin kita musuhan itu bagus, apalagi untuk kesehatan mental kita," pungkasnya.
Like Bagi Brand
Sementara itu, dijumpai di kesempatan yang sama, Norisa Saifuddin selaku Senior Vice President Bank Central Asia, (BCA) mengatakan pihaknya masuk ke media sosial (medsos) untuk komunikasi dua arah dengan konsumennya. Jadi buat mereka mengetahui like yang didapat di medsos adalah hal yang baik, tapi paling penting adalah feedback.
Karenanya dari pihak BCA berusaha memperbaiki waktu dalam merespon semua komentar konsumennya di akun medsos. Jadi bukan bagaiamana meningkatkan jumlah like.
"Like itu seperti bonus, tapi itu bukan tujuan utama. Kalau pun suatu hari nanti hilang dan berlaku di Indonesia, mari kita terima karena kita tujuan lebih dari itu di media sosial," terang Norisa.
![]() |
Jaclyn Halim, GM Marketing & Leasing Senayan City, punya pandangan serupa. Medsos digunakan pihaknya untuk menginformasikan program, jadi buka untuk mendulang like.
Dia pun setuju apa yang disampaikan Nadya bahwa dihilangkannya like dapat berdampak sangat baik bagi kesehatan mental. Karena Jaclyn melihat belakangan influencer hanya foto 'gila-gilaan' hanya untuk mendongkrak jumlah like-nya saja.
"Kalau like-nya dikit dihapus dan foto ulang, posting ulang. Kalau likenya hilang, influencer bisa feed yang lebih baik," ujarnya.
Halaman 2 dari 2