45WS Batalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Akhir, Apa Itu?
Hide Ads

Laporan dari Orlando

45WS Batalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Akhir, Apa Itu?

Adi Fida Rahman - detikInet
Rabu, 10 Sep 2025 18:32 WIB
45WS Batalkan Peluncuran Satelit Nusantara Lima di Detik Akhir, Apa Itu?
Satelit Nusantara LimaFoto: dok PT PSN
Orlando -

Peluncuran Satelit Nusantara Lima milik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) kembali mengalami penundaan dramatis pada Selasa malam (9/9/2025) pukul 21.30 waktu Orlando. Kali ini, roket sudah menghitung mundur hingga 30 detik sebelum lepas landas, namun peluncuran dihentikan secara mendadak karena izin cuaca tidak dikeluarkan oleh pihak berwenang.

CEO PSN, Adi Rahman Adiwoso, menjelaskan kronologi penundaan tersebut. "Jadi 30 detik itu, mereka harus dapat weather clearance dari Air Force K45. Nah, mereka tidak memberikan clearance pada detik-detik terakhir. Mereka mengatakan terlalu risiko, jadi peluncuran diberhentikan. Tidak diizinkan untuk diluncurkan karena alasan cuaca. Peluncuran akan dicoba besok, jamnya hampir sama," ujar Adi.

Air Force K45 kemungkinan besar merujuk pada 45th Weather Squadron (45 WS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apa Itu 45 WS?

45th Weather Squadron (45 WS) adalah unit cuaca di bawah Space Launch Delta 45 yang berbasis di Patrick Space Force Base, Florida. Skuadron ini memiliki tugas vital yaitu memantau kondisi cuaca dan memberikan rekomendasi untuk setiap peluncuran roket dari Cape Canaveral dan Kennedy Space Center.

ADVERTISEMENT

Tim ini bekerja sama dengan FAA, NASA, dan perusahaan seperti SpaceX untuk memastikan keselamatan. 45WS menyampaikan data prakiraan, observasi, dan peringatan kondisi atmosfer mulai dari jam hingga detik terakhir sebelum peluncuran.

Mereka berpegang pada Launch Weather Commit Criteria, termasuk batas kecepatan angin, keberadaan awan petir, dan risiko bahaya lain yang bisa membahayakan misi. Jika salah satu parameter tidak terpenuhi, peluncuran bisa langsung dibatalkan demi keselamatan roket, muatan, dan publik di sekitar area peluncuran.

Persiapan peluncuran satelit nusantara limaPersiapan peluncuran satelit nusantara lima Foto: Adi Fida Rahman/detikinet

Tidak Memberikan Izin pada Detik-Detik Terakhir

Penundaan di detik-detik akhir peluncuran bukan hal baru. Banyak misi NASA maupun komersial pernah mengalami scrub (penghentian) mengalami serupa akibat cuaca yang tidak sesuai kriteria. Meski mengecewakan, keputusan tersebut diambil untuk melindungi aset bernilai ratusan juta dolar dan keselamatan publik.

Pada peluncuran Crew Dragon Demo-2 oleh SpaceX pada Mei 2020, 45 WS memutuskan untuk menunda peluncuran hanya 20 menit sebelum lepas landas karena risiko petir yang tinggi. Begitu juga pada peluncuran satelit GPS III pada Desember 2018, di mana awan tebal dan potensi hujan es memaksa penundaan. Bahkan peluncuran Starship SpaceX pada Agustus 2025 ditunda karena cuaca buruk di menit-menit akhir.

Selama hitung mundur (countdown), 45 WS menggunakan teknologi canggih seperti radar Doppler, balon cuaca, satelit, dan pesawat pengintai untuk memantau cuaca secara real-time. Mereka mengevaluasi faktor seperti petir, angin kencang, awan tebal, hujan, dan suhu berdasarkan Launch Commit Criteria (LCC), aturan ketat yang menentukan apakah peluncuran bisa dilakukan.

Jika ada pelanggaran-misalnya, petir dalam radius 19 km atau angin permukaan di atas 48 km/jam-mereka berhak menghentikan peluncuran, bahkan di detik-detik terakhir, seperti yang terjadi pada Nusantara Lima. Keputusan 45 WS bersifat final bagi satelit komersial atau pemerintah. Pengecualiannya hanya untuk peluncuran militer mendesak, seperti misil balistik antarbenua (ICBM), aturan bisa sedikit longgar.

Mengapa Cuaca Begitu Kritis?

Satelit Nusantara Lima siap meluncur di Cape Canaveral, Florida, Senin (8/9/2025) waktu Amerika Serikat Satelit Nusantara LimaFoto: dok PT PSN

Cuaca adalah faktor penentu dalam peluncuran roket. Sejarah mencatat kegagalan tragis akibat cuaca, contohnya:

  • Apollo 12 (1969): Roket tersambar petir dua kali setelah lepas landas, nyaris gagal.
  • Challenger (1986): Hancur karena O-ring yang rapuh akibat suhu dingin.
  • Atlas-Centaur (1987): Hancur di udara akibat petir, menyebabkan kerugian besar.

Untuk mencegah insiden serupa, 45 WS menghitung Probability of Violation (POV), probabilitas pelanggaran aturan cuaca. Jika POV melebihi 20-40% untuk kondisi berbahaya, peluncuran dihentikan

Dalam kasus Nusantara Lima, 45 WS kemungkinan mendeteksi ancaman seperti:

  • Petir: Roket bertindak sebagai konduktor raksasa, sehingga peluncuran dilarang jika ada petir dalam radius 19 km dalam 30 menit terakhir.
  • Angin Kencang: Angin permukaan di atas 48 km/jam atau wind shear di ketinggian bisa membelokkan roket.
  • Awan Tebal/Hujan: Mengurangi visibilitas atau meningkatkan risiko es dan petir.

Selain 45 WS, Federal Aviation Administration (FAA) juga mengatur penutupan wilayah udara melalui Temporary Flight Restrictions (TFR) selama peluncuran. SpaceX, sebagai operator, harus memastikan semua aspek teknis dan cuaca sesuai sebelum meluncur. Penundaan Nusantara Lima mencerminkan koordinasi ketat antara PSN, SpaceX, 45 WS, dan FAA untuk mencegah risiko yang bisa merugikan misi senilai miliaran dolar ini.

Halaman 3 dari 2


Simak Video "Video: Satelit Nusantara Lima Milik Indonesia Siap Meluncur 9 September"
[Gambas:Video 20detik]
(afr/fay)
Berita Terkait