Di tengah meningkatnya pemanfaatan layanan digital, terdapat ancaman kejahatan siber dan penipuan digital yang menghantui masyarakat. Adopsi teknologi terkini menjadi sebuah keniscayaan mengatasi persoalan tersebut.
Menurut Laporan Penipuan Asia GASA 2024, 65% orang Indonesia mengalami upaya penipuan setiap minggu, mulai dari pesan phishing, tawaran pekerjaan palsu hingga penipuan investasi.
Chairman GASA Indonesia Chapter, Riski Damayanti mengungkapkan bahwa scam dan spam tidak hanya menguras uang, tapi juga akan mempengaruhi psikologis korban. Riski merasakan hal itu dan jangan sampai kejadian tersebut menimpa kepada lainnya.
"Saya pernah menjadi korban scam sekali dan saya tidak menyuarakannya karena saya merasa begitu bodoh karena menjadi korban scam," ujar GASA dalam sesi diskusi acara 'AI untuk Kita Semua' di Kantor Indosat, Jakarta, Kamis (7/8/2025) lalu.
Hal itu berlanjut pada keraguan terhadap pemanfaatan teknologi yang akan berdampak besar di masa mendatang. Persoalan ini yang perlu diatasi agar semua yang menggunakan teknologi dapat bergerak maju berinovasi.
"Kita menahan diri untuk menggunakan teknologi dan merasa tidak percaya diri dalam menggunakannya, dan ini bisa berdampak pada transformasi digital kita. Bayangkan, alih-alih kita bergerak maju menuju transformasi digital, berinovasi, kita malah ragu karena merasa itu tidak aman," tuturnya.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan kerugian finansial yang ditimbulkan oleh kejahatan siber nilainya cukup fantastis. Selama periode November 2024 hingga Januari 2025, penipuan digital tersebut mayoritas bersumber dari pesan instan atau SMS dan 64% spam terjadi melalui layanan seluler.
"Waktu yang sangat singkat saya kira kurang lebih tiga bulan kerugian finansial akibat kejahatan siber ini mencapai angka fantastis, hampir setengah triliun atau Rp 476 miliar hanya dalam waktu yang singkat," ujar Nezar pada kesempatan yang sama.
Lebih lanjut, Nezar juga mengungkapkan fakta mengejutkan lainnya. Sampai saat ini, sudah ada 1,2 juta laporan penipuan digital yang diterima pemerintah.
"Angka-angka ini bukan sekedar statistik, ini adalah peringatan bahwa kita harus bertindak cepat dan bersama," kata Nezar.
Sebagai informasi, GASA Indonesia Chapter merupakan kumpulan berbagai pelaku industri sebagai inisiatif strategis sebagai upaya kolektif dalam menghadapi meningkatnya penipuan digital di Indonesia.
(agt/fay)