10 Fakta Starlink Elon Musk Mau Jualan Internet di Indonesia
Hide Ads

10 Fakta Starlink Elon Musk Mau Jualan Internet di Indonesia

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 12 Apr 2024 12:03 WIB
Starlink, satelit low earth orbit (LEO) milik Elon Musk.
Layanan internet berbasis satelit Starlink milik Elon Musk akan hadir menyasar pelanggan akhir Indonesia. Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET

5. Penuhi Dua Izin

Proyek Pengembangan Konstelasi Satelit Starlink telah mengajukan perizinan operasional di Indonesia. SpaceX telah mengajukan perizinan sebagai penyelenggara layanan Very Small Aperture Terminal (VSAT) dan Internet Service Provider (ISP) kepada Kementerian Kominfo.

Menkominfo Budi Arie Setiadi menekankan Starlink harus mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk memenuhi syarat beroperasi di Indonesia. Dalam waktu dekat, Starlink akan melakukan uji coba di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau di IKN itu (Starlink) dia bakal melakukan uji coba dan lagi diusahakan time table-nya (jadwal uji coba layanan Starlink di tahun 2024," kata Budi di Jakarta Pusat, Rabu (03/04/2024)

Menurut Menkominfo, Pemerintah membuka peluang bagi perusahaan telekomunikasi baik skala nasional maupun global untuk berinvestasi dan mengembangkan ekosistem digital di Indonesia.

ADVERTISEMENT

"Kita lihat nanti perkembangannya, yang penting kita harus bikin bisnis yang fair, level playing field-nya juga dan semua harus ikuti regulasi yang ada," pungkasnya.


6. Harga Internet Starlink di Indonesia

Jika sebelumnya, SpaceX hanya menyediakan opsi pemesanan dan memeriksa area ketersediaan akses internet Starlink, kini sudah tercantum lengkap harga layanan internet Starlink.

Hal itu diketahui dalam website Starlink. Setelah mengisi lokasi layanan dan mengklik "order now", maka muncul informasi rincian harga Starlink di Indonesia.

Harga paket internet Starlink di Indonesia sebesar Rp 750 ribu per bulan. SpaceX tidak menyediakan opsi paket internet lainnya, hanya satu yang tercantum. Adapun konsumen diharuskan untuk membayar deposit sebesar Rp 750 ribu.

Harga tersebut belum termasuk perangkat penerima layanan internet Starlink yang dipatok Rp 7,8 juta. Sedangkan biaya pengirimannya, mencapai Rp 345 ribu. Berdasarkan pengalaman detikINET, pengiriman dan penanganan di Pulau Jawa maupun di luar Pulau Jawa harganya tetap sama.

Dengan demikian, konsumen total harus merogoh kocek Rp 9,45 juta. Sedangkan untuk pembayarannya menggunakan Apple Pay.

Sayangnya, tidak diketahui berapa kecepatan internet download maupun upload layanan Starlink di Indonesia.

7. Perbedaan Starlink Indonesia dan Global

Direktur Jenderal Penyelenggara Pos dan Informatika (Dirjen PPI) Kementerian Kominfo, Wayan Toni Supriyanto, mengungkapkan perbedaan Starlink Indonesia dan yang versi global.

"Beda loh Starlink global dengan yang di Indonesia," ujar Wayan kepada awak media di Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (3/4).

"Mereka global, ya Starlink saja. Kalau Starlink Indonesia sebagai pemegang izin VSAT dan izin ISP. Nanti jadi dia seperti penyelenggara di Indonesia seperti lainnya," jelasnya.

Lebih lanjut, kata Wayan, Starlink Indonesia ini membeli perangkat pendukung untuk menyediakan akses internet ke masyarakat itu pakai perangkat Starlink global.

"Mereka beli perangkatnya ke Starlink global, beli internetnya ke Starlink global gitu. (Starlink Indonesia) jangan samakan dengan mereka, makanya harus membangun hub di sini," tutur Wayan.


8. Harus Lalui ULO

Sebelum resmi jualan layanan internet ke masyarakat Indonesia, Starlink harus melalui tahapan Uji Laik Operasi (ULO) kepada Kementerian Kominfo. Belum diketahui secara pasti kapan ULO Starlink tersebut.


9. Desak Kerja Sama

Pada dasarnya, Starlink memang diwajibkan membangun hub di Indonesia dan memakai penyelenggara jasa interkoneksi internet atau Network Access Provider (NAP) lokal.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pun mendesak Kominfo agar Starlink bekerjasama dengan anggotanya.

"Kita tetap berharap Starlink dapat berkerja sama dengan para ISP anggota APJII, khususnya ISP yg memang beroperasi di pinggiran atau rural area dan ISP di luar Pulau Jawa," ujar Arif kepada detikINET, Jumat (5/4).

"Kita pengen mereka ada kolaborasi juga dengan anggota APJII. Untuk menjaga ekosistem bisnis yang ada, terutama di area rural," kata Arif.

10. Tantangan Hadirnya Starlink di Indonesia

Kehadiran Starlink di Indonesia, khususnya masuknya konstelasi satelit itu ke layanan ritel, memiliki dua sisi.

Pertama, membantu pemerataan akses internet untuk Indonesia sebagai negara kepulauan yang sulit dijangkau oleh infrastruktur daratan. Kedua, dari sisi regulasi dan keamanan data, mengingat Starlink adalah perusahaan asing.

Founder IndoTelko Doni Ismanto mengatakan adanya Starlink akan menciptakan persaingan pasar telekomunikasi Indonesia yang lebih ketat. Hal ini akan mendorong operator existing untuk meningkatkan kualitas layanan mereka dan menawarkan harga yang lebih kompetitif.

"Keberadaan Starlink dapat mendorong inovasi dalam teknologi internet, termasuk pengembangan infrastruktur dan layanan internet yang lebih canggih," ucapnya.

Namun, ada yang perlu diperhatikan dengan kehadiran Starlink, yakni dari sisi regulasi sampai persoalan keamanan data.

"Perlu dicatat bahwa keberadaan Starlink dapat menimbulkan tantangan terkait regulasi, infrastruktur, dan keamanan data, yang harus diperhatikan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya," kata Doni.

Terkait persoalan tersebut, disampaikan Doni, pemerintah harus mengendalikan Network Monitoring System (NMS) dan gateway Starlink yang harus berada di Indonesia. Hal itu semata-mata untuk keamanan negara, mengingat Starlink adalah perusahaan asing.

"Selain itu, harus dibuat equal playing field dengan pemain eksisting. Dalam regulatory cost, serta site acquisition, Starlink lebih unggul dalam site acquisition ini akan jadi tantangan bagi pemain seluler, jika masih mengandalkan teknologi sekarang," tuturnya.

(agt/rns)