.webp)
Dampak perubahan iklim semakin nyata. Hal ini membuat aktivis peduli lingkungan seperti Chelsea Islan tak bisa berdiam diri. Ia mengajak anak muda turut terlibat dalam melawan krisis iklim.
Chelsea mendorong anak muda untuk terus bersuara dan memulai aksi nyata dalam melawan krisis iklim. Menurutnya, aksi anak muda akan sangat berarti guna mencapai pembangunan berkelanjutan.
"Suara anak muda itu sangat berpengaruh, apalagi jumlah anak muda sangat banyak. Semakin banyak anak muda yang menyuarakan keberlanjutan dan kebenaran, maka itu bisa mendorong percepatan pembangunan berkelanjutan," kata Chelsea dalam acara Telkom ESG Day di Hotel Alana, Yogyakarta, Kamis (16/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Telkom Semakin 'Hijau' di ESG Day Yogyakarta |
 (Kiri ke kanan) Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah, UNDP Indonesia SDG Mover Chelsea Islan, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi di acara Telkom ESG Day. Foto: Mahendra Lavidavayastama/detikcom |
Mengenal ESG
Sebagai UNDP Indonesia SDG Mover, Chelsea aktif menyuarakan isu-isu lingkungan. Ia juga giat mengadvokasi pentingnya implementasi tiga kriteria: Environmental (lingkungan), Social (sosial), dan Governance (tata kelola perusahaan) yang dikenal sebagai ESG.
Konsep ESG mengedepankan kegiatan pembangunan, investasi maupun bisnis yang berkelanjutan sesuai dengan tiga kriteria tersebut, dan menjadi standar atau framework yang digunakan untuk menilai kinerja bisnis suatu organisasi.
ESG mendorong perusahaan untuk bertanggung jawab dalam setiap aktivitas bisnisnya sehingga selaras dengan keberlangsungan lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Sebagai salah satu perusahaan yang menerapkan prinsip ESG, Telkom Indonesia mendapat dukungan penuh dan apresiasi dari Chelsea. Ia menyebut upaya Telkom adalah hal luar biasa yang bisa membantu Bumi lestari.
"Saya sudah melihat sustainability report dari Telkom. Pastinya kita ingin Bumi kita lestari, dan dengan upaya Telkom saya percaya dan sangat setuju bahwa ini akan menjadi sebuah gerakan baru yang besar, karena memang harus mulai dari sekarang. Kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi, dan memang sudah saatnya bergerak untuk perubahan iklim kita.
Chelsea juga menambahkan, kini lebih banyak korporasi yang sudah mulai menerapkan SDG. Dengan adanya gerakan seperti ini, lanjut Chelsea, akan membantu SDG mencapai tujuan yang berkelanjutan di tahun 2030.
 Chelsea Islan di Telkom ESG Day Yogyakarta. Foto: Rachmatunnisa/detikcom |
Dimulai dari aksi sederhana
Menurut Chelsea, anak muda bisa melakukan inisiatif keberlanjutan dengan dimulai dari aksi-aksi sederhana. Misalnya, ikut bersuara atau mengkampanyekan krisis iklim dan isu keberlanjutan di media sosial.
Aksi nyata juga bisa dilakukan dengan memulai kebiasaan sehari-hari yang lebih ramah lingkungan, antara lain selalu membawa botol minum sendiri untuk menghindari sampah kemasan minuman, menghindari membeli makanan dan minuman kemasan plastik, membawa kantong belanja sendiri, dan tidak menggunakan sedotan plastik.
"Saya juga sudah mulai menerapkan itu di keseharian saya. Aksi-aksi seperti itu dapat memberikan pengaruh yang sangat besar dalam mendorong keberlanjutan di Indonesia," ujarnya.
"Ketika semakin banyak anak muda yang memulai aksi-aksi itu di kehidupan sehari-harinya, maka saya yakin kita bisa memimpin perubahan yang lebih berkelanjutan di masa depan," yakin Chelsea.
(rns/rns)
