Nasib Penjual Kartu Perdana Usai Operator Ramai Adopsi eSIM
Hide Ads

Nasib Penjual Kartu Perdana Usai Operator Ramai Adopsi eSIM

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 13 Apr 2023 20:45 WIB
Program registrasi ulang prabayar bagi pelanggan lama, sudah memasuki batas akhir pada hari ini, Senin (30/4/2018).
Nasib penjual pulsa usai operator seluler mengadopsi eSIM. Foto: Rifkianto Nugroho
Jakarta -

Sejumlah operator seluler Indonesia saat ini mulai mengadopsi eSIM sebagai pengganti kartu SIM fisik. Dengan keberadaan eSIM, apakah akan menghilangkan profesi penjual kartu perdana?

Tercatat, tiga operator seluler yang sudah memperkenalkan eSIM, yaitu Indosat Ooredoo Hutchison, XL Axiata, dan Smartfren.

Director & Chief Regulatory Officer IOH, Muhammad Danny Buldansyah, menurutkan kehadiran eSIM tidak akan mengganggu penjualan kartu perdana yang selama ini telah dilakukan oleh operator seluler dan para pedagang kartu perdana.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saat ini masih banyak HP yang masih pakai SIM card, sehingga beli yang SIM card. Pada saatnya nanti berevolusi makin lama makin gampang, yang nanti mungkin eSIM bisa beli online. Kita nggak tahu, tapi beranda-andai ke depan," ujar Danny di Jakarta.

Seiring perkembangan teknologi, begitu juga transformasi kartu SIM fisik menjadi digital alias eSIM, Danny mengatakan, penjual pulsa juga akan turut mengikuti tren tersebut.

ADVERTISEMENT

"Tentunya, penjual juga selalu beradaptasi dari yang jualan SIM card fisik jadi eSIM. Jadi, mengganggu atau nggak, menurut saya nggak ada. Penjual akan berevolusi juga," ucapnya.

Sebelumnya, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini, mengatakan bahwa keputusan adopsi eSIM karena salah satunya didorong perang Ukraina-Rusia yang bikin harga kartu SIM mahal.

"Sebelum perang Ukraina itu SIM card belinya Rp 1.500. Ternyata natural resources yang bikin chip itu 55% dari Ukraina, saya juga baru tahu. Begitu perang dari Rp 1.500 itu jadi naik sekitar Rp 7.000 - Rp 8.000 untuk produksi SIM Card-nya," kata Dian.

Dengan mengadopsi eSIM, biaya perusahaan untuk membeli kartu SIM tersebut menjadi hemat daripada sebelumnya. Meskipun saat ini smartphone yang mendukung eSIM masih mahal harganya.

"Ada eSIM ini mengurangi COGS (Cost of Goods Sold) biaya untuk jualan," pungkasnya.




(agt/fyk)