IEC Telecom, penyedia layanan komunikasi internasional memperluas jangkauannya dengan masuk ke pasar Indonesia. IEC Telecom hadir menawarkan solusi keamanan berbasis satelit untuk sektor pertahanan Asia Pasifik.
Secara global, pasar komunikasi satelit pertahanan dan taktis bernilai USD 4,6 miliar pada 2021. Diperkirakan pasar ini tingkat pertumbuhannya akan tumbuh sebesar hingga USD 6,8 miliar pada 2027.
Sementara itu, pemerintah di kawasan Asia Pasifik sedang berinvestasi besar dalam berbagai inovasi teknologi komunikasi. Dengan tantangan geografis yang dimiliki Indonesia, IEC Telekom mengklaim dapat memberikan solusi komunikasi untuk sektor pertahanannya.
IEC Telecom sendiri turut serta dalam IndoDefence Expo & Forum edisi ke-9 yang berlangsung dari 2-5 November 2022 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, sebagai langkah awal memasuki pasar Indonesia.
"Kami melihat potensi yang besar untuk inovasi di wilayah Asia Pasifik. Di IndoDefence, kami menampilkan portofolio L-band kami yang komprehensif untuk misi-misi darat dan berbagai layanan bernilai tambah untuk pelanggan maritim," ujar Nabil Ben Soussia selaku Group CCO dan Presiden IEC Telecom Grup untuk kawasan Asia, Timur Tengah, dan Persemakmuran Negara-negara Merdeka (PNM) di Jakarta, Rabu (2/11/2022).
Menurutnya, pemerintah di kawasan Asia Pasifik juga tengah memperkuat komunikasi satelit dan inisiatif penelitian untuk pengawasan, penginderaan jauh, pelacakan, pemulihan bencana, kesiapsiagaan darurat, dan keamanan siber.
Operasi penting seringkali dijalankan di area dengan cakupan GSM terbatas atau di lokasi di mana saluran telekomunikasi reguler gagal untuk memenuhi persyaratan untuk transfer data yang aman. Layanan komunikasi satelit yang hadir secara global dan aman diklaim jadi solusi yang bisa menjadi tulang punggung operasi taktis di sektor pertahanan.
Saat ini, teknologi satelit tidak lagi terfokus pada pengiriman suara dan data saja. Dengan bantuan aplikasi yang disediakan oleh IEC Telecom, unit militer dan responden pertama dapat memperoleh manfaat dari digitalisasi yang sebelumnya hanya dimungkinkan melalui jaringan terestrial dengan bandwidth tinggi.
Layanan digital yang terenkripsi penuh, seperti konferensi video, telemedicine, perawatan jarak jauh, dan pengawasan drone kini tersedia bahkan di lingkungan dengan bandwidth rendah, baik di laut atau di daerah terpencil di darat.
Setiap aplikasi dapat diakses, diperbarui, dan dimutakhirkan dari jarak jauh dengan bantuan solusi manajemen jaringan OneGate milik IEC Telecom. Teknologi ini tidak hanya akan meningkatkan efisiensi operasional misi-misi penting, tetapi juga memberdayakan markas jarak jauh dengan pengambilan keputusan dalam waktu nyata.
"Kami berkomitmen untuk memberikan manfaat digitalisasi ke pasar Indonesia," ungkapnya.
IEC Telecom akan membuka cakupan VSAT global untuk sektor maritim Indonesia. Pada saat yang bersamaan, tawaran managed security service (MSS) lanjutan dari IEC Telecom akan memberdayakan misi-misi militer yang beroperasi di daerah terpencil dengan layanan suara dan data yang aman dan dapat diandalkan.
Simak Video "Video: ASSI Minta Pemerintah Perketat Regulasi Operator Satelit Asing di Indonesia"
(agt/fay)