Saat ini sudah ada beberapa operator telekomunikasi di Indonesia yang melakukan merger dan akuisisi. Hal tersebut dianggap menciptakan sinergi yang positif di industri telekomunikasi nasional. Sehingga mampu memperbaiki kinerja keuangan operator telekomunikasi.
Hal itu diutarakan Dr. Ir. Mohammad Ridwan Effendi, M.A.Sc. Ketua Laboratorium Telekomunikasi Radio dan Gelombang Mikro, STEI-ITB, yang menilai merger Indosat H3I dan akuisisi Link Net oleh XL Axiata akan berdampak baik pada industri telekomunikasi.
Merger Indosat H3I dinilai Ridwan bagus bagi perbaikan industri telekomunikasi tanah air. Diharapkan dengan merger ini akan mengurangi praktik perang harga yang selama ini masih terjadi.
Meski jumlah operator selular berkurang, namun menurut Ridwan merger Indosat H3I ini tidak menciptakan industri telekomunikasi yang oligopoli. Karena masih menyisakan 4 operator selular.
Sementara akuisisi Link Net oleh XL, diyakini Ridwan akan memberikan sinergi yang positif antar dua operator telekomunikasi yang memiliki izin yang berbeda. XL sebagai penyelenggara mobile broadband. Sedangkan Link Net adalah operator fixed broadband yang memiliki jaringan fiber optik yang besar serta memegang lisensi jaringan tetap lokal.
"XL ingin seperti Telkom Grup yang memiliki bisnis yang sangat lengkap. Mereka ingin menjadi operator fixed mobile convergence (FMC). Dengan adanya layanan 5G, seluruh BTS harus tersambung dengan fiber optik," jelas Ridwan, Selasa (22/2/2022).
"Bahkan nantinya dengan 5G akan ada layanan fixed broadband wireless access. Sehingga akuisisi Link Net oleh XL akan melengkapi bisnis yang selama ini sudah dimiliki XL. Sehingga nanti XL bisa menjadi penyedia layanan IPTV seperti Telkom Group," tambahnya.
Selain itu Ridwan sangat mengharapkan perusahaan hasil merger atau akuisisi ini dapat mendatangkan investasi baru. Khususnya modal dari luar negeri. Dengan tambahan modal dari investor luar negeri, diharapkan ada kekuatan baru di operator telekomunikasi tersebut.
Sehingga, mereka memiliki kemampuan untuk membangun, meningkatkan kualitas layanannya dan mengadopsi teknologi baru telekomunikasi. Ridwan tak mengharapkan merger atau akuisisi ini hanya dijadikan permainan di laporan keuangan saja.
Contohnya, menurut Ridwan, adalah akuisisi Link Net oleh XL, di mana XL menggandeng Axiata Bhd untuk masuk ke dalam Link Net.
"Kita ingin merger atau akuisisi di industri telekomunikasi ada foreign direct investment (FDI) seperti yang dicita-citakan Presiden Jokowi. Merger dan akuisisi tak hanya di atas kertas saja. Kita menginginkan operator dapat tumbuh dan berkembang. Tidak mati. Sebab ketika ada operator yang mati maka yang dirugikan masyarakat dan negara," tutup Ridwan.
*Anda kini bisa cek harga dan perbandingan smartphone terbaru di detikINET. Silakan klik DI SINI.
Simak Video "Video: Spektrum 7,5 MHz Harus Dikembalikan ke Negara Setelah XL Axiata-Smartfren Merger"
(asj/fay)