.webp)
Hendri Mulya Syam resmi menjabat Direktur Utama (Dirut) Telkomsel menggantikan Setyanto Hantoro. Menurut Telkom, perubahan susunan direksi Telkomsel tersebut dapat membawa dampak positif kepada perusahaan.
Telkom sebagai pemegang saham terbesar Telkomsel, seperti disampaikan Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Telkom Ahmad Reza, menyambut baik perubahan pengurus Telkomsel.
Dengan pengalaman yang segudang dan telah meniti karir di Telkomsel sejak 1995, Telkom percaya diri, Dirut Telkomsel Hendri Mulya Syam dapat membawa operator seluler ini meraih kesuksesan, terutama layanan 5G yang baru diluncurkan Kamis (27/5) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Keahlian dan pengalaman Dirut Telkomsel baru diyakini dapat mendukung kesuksesan implementasi 5G yang sedang diimplementasikan oleh Telkomsel," ujar Reza saat dihubungi detikINET, Sabtu (29/5/2021).
Untuk saat ini, layanan 5G hadir secara terbatas. Di Jabodetabek ada di delapan titik di Jabodetabek, yaitu Alam Sutera, Bumi Serpong Damai (BSD), Kelapa Gading, Pantai Indah Kapuk (PIK), Pondok Indah, Widya Chandra, Telkomsel Smart Office, dan GraPARI Bandara Soekarno-Hatta.
Selain hadir di wilayah pemukiman dan kantor seperti di atas, Telkomsel juga menyediakan layanan 5G tersebut ke sembilan kota yang ada di Indonesia. Hanya saja lokasi sinyal 5G kebanyakan ada di GraPARI di setiap kotanya.
Selain perubahan di puncuk Dirut Telkomsel, Telkom dan Singtel menunjuk Mohamad Ramzy sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko menggantikan Leonardus Wahyu Wasono. Serta mengangkat Adiwinahyu Basuki Sigit sebagai Direktur Sales menggantikan Hendry Mulya Syam.
"Telkom juga menyambut baik kehadiran Mohamad Ramzy sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko dan Adiwahnyu Basuki Sigit sebagai Direktur Sales," ungkap Reza.
Pergantian Setyanto Hantoro sebagai Dirut Telkomsel ke tangan Hendri Mulya Syam ini bersamaan dengan rencana pemanggilan oleh Direskrimsus Polda Metro Jaya. Setyanto rencananya dipanggil sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi program broadband Telkomsel dengan nilai kerugian Rp 300 miliar.
(agt/agt)
