Induk Google Matikan Balon Internet Project Loon
Hide Ads

Induk Google Matikan Balon Internet Project Loon

Adi Fida Rahman - detikInet
Jumat, 22 Jan 2021 10:02 WIB
Balon Internet Google Project Loon
Foto: detikINET/Ardhi Suryadhi
Jakarta -

Induk Google, Alphabet, memutuskan untuk menghentikan eksplorasi balon internet Project Loon. Proyek berusia berusia sembilan tahun itu terpaksa kandas setelah tidak menemukan model bisnis berkelanjutan dan mitra yang bersedia.

"Meskipun kami telah menemukan sejumlah mitra yang bersedia, kami belum menemukan cara untuk mendapatkan biaya yang cukup rendah untuk membangun bisnis jangka panjang yang berkelanjutan," kata CEO Loon Alistair Westgarth dalam postingan blog.

Keputusan Alphabet ini dinilai mengejutkan. Pasalnya baru tahun lalu Loon mendapatkan persetujuan dari pemerintah Kenya untuk beluncurkan balon bertama untuk menyediakan layanan konektivitas komersial.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mengembangkan teknologi baru yang radikal pada dasarnya berisiko, tapi itu tidak membuat kabar ini lebih mudah. Hari ini, saya sedih untuk berbagi bahwa Loon akan diturunkan," kata Westgarth.

Penghentian Loon terjadi setelah Alphabet menutup bisnis eksperimental lain bernama Makani, yang menyediakan tenaga angin dari layang-layang raksasa pada 2020. Baik Loon dan Makani merupakan proyek yang berasal dari 'X', unit bisnis Alphabet yang kerap mengarap proyek eksperimental jangka panjang dan menjadi bagian Other Bets.

ADVERTISEMENT

Loon sendiri didirikan pada tahun 2011, bertujuan untuk menghadirkan konektivitas ke berbagai wilayah di dunia di mana membangun menara seluler terlalu mahal atau berbahaya dan digantikan dengan menggunakan balon sepanjang lapangan tenis untuk menerbangkan peralatan jaringan bertenaga surya di atas permukaan bumi untuk memancarkan sinyal internet.

Balon Internet Google Project LoonBalon Internet Google Project Loon Foto: Google

Alphabet resmi meluncurkan Loon pada Juni 2013. Dimulai dengan proyek percontohan di Selandia Baru, sebelum pengujian di California dan sempat diterbangkan untuk penggunaan darurat di tempat-tempat seperti Puerto Rico dan Peru ketika menara seluler runtuh karena bencana alam.

Loon sempat akan diuji di Indonesia menggandeng operator seluler di Tanah Air. Namun hal tersebut tak jua terlaksana lantaran terkendala regulasi.

Astro Teller, CEO X dan Ketua Dewan Loon mengatakan pihaknya saat ini sedang bekerja untuk menempatkan karyawan di peran lain di X, Google, dan Alphabet.

"Sekelompok kecil tim Loon akan tinggal untuk memastikan operasi Loon diselesaikan dengan lancar dan aman - ini termasuk menghentikan layanan pilot Loon di Kenya," ujarnya.

Layanan Loon di Kenya akan berlangsung hingga Maret, kata juru bicara X kepada The Verge . Untuk mendukung orang-orang di Kenya yang mungkin terpengaruh oleh hilangnya layanan Loon, X menjanjikan USD 10 juta untuk mendukung lembaga nonprofit dan bisnis di Kenya yang didedikasikan untuk program konektivitas, internet, kewirausahaan, dan pendidikan.




(afr/afr)