Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan Indosat Ooredoo dikabarkan akan melakukan merger. Terkait isu tersebut, Wakil Direktur Utama Tri Danny Buldansyah pun buka suara.
Seperti diberitakan sebelumnya bahwa para pemegang saham kedua operator tersebut melakukan pembahasan terkait kemungkinan terjadinya konsolidasi. CK Hutchison Holdings Ltd Hong Kong dikabarkan tengah mendekati kesepakatan dengan QPSC Ooredoo Qatar untuk menggabungkan bisnis telekomunikasi di Indonesia, yakni Indosat Ooredoo.
Ooredoo diketahui menguasai sekitar 65% saham Indosat. Sementara, di Indonesia Hutchison memiliki Tri yang dikelola PT Hutchison 3 Indonesia. Kesepakatan ini akan melibatkan penawaran tunai dan saham.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Indosat dan Tri Mau Merger? |
"Kami belum bisa berkomentar. Kami belum dapat informasi official. Jadi, ini masih spekulasi," ujar Danny kepada detikINET melalui sambungan telepon, Rabu (23/12/2020).
Saat ditanya lebih lanjut, apakah Tri sudah melakukan pembahasan terkait konsolidasi dengan Indosat. Danny mengungkapkan bahwa pembahasan konsolidasi tersebut tidak hanya dilakukan dengan satu perusahaan saja.
"Jadi, itu pembicaraan antar pemegang saham, itu bicara ke semua bicara (soal merger) dengan Ooredoo, Axiata, Smartfren sudah saling bicara," ungkapnya.
Hanya saja menyangkut soal 'deal' Tri berlabuh ke mana, belum diketahui untuk saat ini. Langkah Tri untuk konsolidasi dengan operator seluler lainnya sudah dilakukannya sejak dua tahun lalu.
"Sejak dua tahun lalu kita upayakan terjadinya konsolidasi. Tapi, untuk saat ini pembahasan masih pemegang saham, dari sisi manajemen belum ada," ucapnya.
Sedangkan dihubungi secara terpisah kepada Indosat Ooredoo, operator yang identik warna kuning merah itu memilih untuk tidak berkomentar soal isu merger dengan Tri.
Sebelumnya, di era kepemimpinan Rudiantara saat menjabat sebagai Menkominfo, ia belum berhasil membuat operator seluler untuk melakukan konsolidasi. Tugas itu pun diserahkan kepada Johnny G Plate.
Saat serah terima jabatan Menkominfo beberapa waktu silam, Rudiantara mengungkapkan seorang Menkominfo yang penting itu selaras dengan presiden dan membangun infrastruktur tanpa henti.
"Kemudian juga mengembangkan ekosistem ekonomi digital dan juga jangan lupa PR untuk konsolidasi (kepada Menkominfo baru)," sambungnya.
Menkominfo beralasan mengapa konsolidasi operator seluler tak berhasil dilakukan di eranya.
"Perlu waktu terutama di pemegang saham pengendali. Pemerintah juga harus menyiapkan di sisi frekuensi," sebutnya.
Diketahui, contoh operator seluler yang sudah melakukan konsolidasi, seperti PT Smart Telecom Tbk dengan PT Mobile-8 Telecom yang melahirkan PT Smartfren Telecom Tbk, lalu ada pula merger PT XL Axiata dengan PT Axis Telekom.
(agt/fay)