Huawei Dukung Pengembangan AI dan Cloud di Indonesia
Hide Ads

Updated

Huawei Dukung Pengembangan AI dan Cloud di Indonesia

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 03 Des 2020 16:47 WIB
BARCELONA, SPAIN - MARCH 03:  A logo sits illuminated outside the Huawei pavilion during the second day of the Mobile World Congress 2015 at the Fira Gran Via complex on March 3, 2015 in Barcelona, Spain. The annual Mobile World Congress hosts some of the wolds largest communication companies, with many unveiling their latest phones and wearables gadgets.  (Photo by David Ramos/Getty Images)
Foto: Gettyimages
Jakarta -

Pemerintah Indonesia dilaporkan menggandeng perusahaan teknologi asal China, Huawei, untuk pengembangan AI dan Cloud.

Sebagaimana dikutip dari Nikkei Asia, Kamis (3/12/2020) Huawei baru-baru ini telah menandatangani perjanjian kerjasama dengan Pemerintah Indonesia untuk mengembangkan talenta digital. Setidaknya Huawei siap menggembleng 100 ribu talenta tersebut untuk piawai di bidang AI dan Cloud.

(Pihak Huawei meluruskan pemberitaan Nikkei Asia yang menyebutkan ada kerja sama terkait 5G. Menurut perwakilan Huawei kepada detikINET, yang tepat adalah kerja sama pelatihan AI dan Cloud-red).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan bantuan Huawei, kami berharap dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia kami hingga mencapai standar internasional," ujar seorang sumber yang dekat dengan Kantor Kepresidenan Indonesia.

ADVERTISEMENT

Selain akan berduet mengenai Cloud, Pemerintah Indonesia dan Huawei ini juga sepakat untuk menjalin kemitraan dalam mendorong pengembangan kecerdasan buatan.

Huawei yang pergerakannya terbatas dalam mengimplementasikan teknologi 5G buatannya, akibat perang dagang dengan AS yang berujung sanksi, mulai meningkatkan aktivitasnya di Asia Tenggara. Salah satunya adalah Indonesia sebagai pasar yang terbesar.

Sebelum ke Indonesia, Huawei telah mendirikan pusat penelitian 5G pada September ini di Thailand guna mendukung pengembangan teknis para pemula. Di negeri Gajah Putih itu, Huawei menggelontorkan dana 700 Juta Baht atau sekitar USD 23 juta untuk membangun pusat data ketiganya di Thailand pada tahun depan.

Berbeda kondisi Huawei di Asia Tenggara dengan yang mereka hadapi di wilayah barat. Seperti belum lama ini, Inggris memutuskan untuk membatasi Huawei dalam menggelar 5G dan di Prancis, peralatan Huawei terkena larangan de facto sampai tahun 2028.

Menurut GSMA, pengeluaran modal oleh operator telekomunikasi di Asia Tenggara akan mencapai USD 66 miliar antar tahun 2020 dan 2025. Bila dibandingkan dengan Amerika Utara yang bisa merogoh USD 282 miliar dan Eropa USD 181 miliar, Asia Tenggara akan menjadi peting untuk pertumbuhan Huawei.




(agt/fay)