Edan, Internet Tercepat Dunia Tembus 44,2 Terabits per Detik
Hide Ads

Edan, Internet Tercepat Dunia Tembus 44,2 Terabits per Detik

Fino Yurio Kristo - detikInet
Sabtu, 23 Mei 2020 20:04 WIB
FORT LAUDERDALE, FL - MARCH 07:  Lt. Mike Baute from Floridas Child Predator CyberCrime Unit talks with people on instant messenger during the unveiling of a new CyberCrimes office March 7, 2008 in Fort Lauderdale, Florida. One of the people on the other side of the chat told Lt. Baute, who is saying he is a 14-year-old girl, that he is a 31-year-old male and sent him a photograph of himself. According to current statistics, more than 77 million children regularly use the Internet. The Federal Internet Crimes Against Children Task Force says Florida ranks fourth in the nation in volume of child pornography. Nationally, one in seven children between the ages of 10 and 17 have been solicited online by a sexual predator.  (Photo by Joe Raedle/Getty Images)
Ilustrasi. Foto: Gettyimages
Melbourne -

Para periset di Australia berhasil memecahkan rekor internet tercepat di dunia. Kecepatannya mencapai 44,2 terabits per detik, memungkinkan misalnya download 1.000 film kualitas HD dalam waktu hanya sedetik.

Tim periset berasal dari universitas Monash, Swinburne dan RMIT. Mereka menggunakan semacam chip optikal mengandung ratusan laser infra merah untuk transfer data melalui infrastruktur komunikasi di kota Melbourne.

Angka kecepatan itu memang luar biasa tinggi. Sebagai perbandingan, kecepatan internet komersial terbaik saat ini adalah di Singapura, dengan angka download rata-rata 197,3 mbps.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan di Australia, kecepatan download rata-rata 'hanya' 43,4 mbps atau sejuta kali lebih rendah dari hasil uji coba tersebut.

"Ada perlombaan global saat ini untuk membuat teknologi ini bisa masuk tahap komersial, di mana inti teknologinya bisa bermanfaat di berbagai teknologi eksisting," kata Dr Bill Corcoran dari Monash University yang dikutip detikINET dari Independent.

ADVERTISEMENT

"Saya kira kita bisa menyaksikan perangkat seperti milik kami tersedia di laboratorium riset dalam dua atau tiga tahun dan komersialisasi awal sekitar 5 tahun lagi," imbuhnya.

Ia menyatakan perangkat yang mereka buat kompatibel dengan infrastruktur fiber optik yang saat ini sudah ada. Hasil penemuan tersebut telah dipublikasikan di jurnal Nature Communications.




(fyk/fyk)