Proyek Satelit Republik Indonesia (Satria) yang diproyeksikan untuk menyebarkan akses internet, belum mengantongi dana dari investor akibat mewabahnya virus corona. Artinya, peluncuran satelit tersebut akan molor?
Berdasarkan timeline, Satria diluncurkan pada akhir 2022. Diharapkan pada 2023 nanti, satelit berjenis Very High Throughput Satellite (VHTS) itu dapat memberikan akses internet di 150 ribu titik di Indonesia.
Sementara itu, di sisi lain, Satria yang telah menggaet BPI France dari Prancis dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dari China belum bertemu guna menyelesaikan proses administrasi pembiayaan Satria gegara corona yang semakin mewabah di berbagai penjuru dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Direktur Utama Bakti Kominfo Anang Latif mengatakan bahwa peluncuran Satria tidak akan meleset dari jadwal semula. Ditegaskan, Satria akan tetap meluncur dengan bantuan Falcon 9 dari SpaceX pada kuartal keempat 2022.
"Kalau proses (pembiayaan dari investor) tertunda, kami tentunya beri waktu yang cukup untuk melanjutkan. Bagaimanapun yang kita pegang adalah batas titik akhir peluncurannya, itu penting berpegang tetap di Q4 2022," tutur Anang di Jakarta, Selasa (10/3/2020).
Kata Anang melanjutkan, kalau ada perjanjian lebih, itu berfokus pada penyelesaian pembiayaannya saja.
"Saya sudah liat breakdown planning-nya, ini masih dalam waktu yang cukup, tanpa harus merubah rencana," pungkasnya.
Dengan kapasitas lebih dari 150 Gbps, Satria akan dimanfaatkan pemerintah untuk menyebarkan akses internet ke berbagai wilayah Indonesia, khusus daerah pelosok.
Satria punya peran menghubungkan lebih dari 150 ribu titik di Tanah Air untuk memberikan layanan internet yang dipakai kebutuhan pendidikan, kesehatan, administrasi, pemerintah daerah, pertahanan dan keamanan.
(fyk/fay)