Cerita Menkominfo Kucing-kucingan Blokir Aplikasi LGBT
Hide Ads

Cerita Menkominfo Kucing-kucingan Blokir Aplikasi LGBT

Agus Tri Haryanto - detikInet
Kamis, 18 Jan 2018 14:45 WIB
Foto: Infografis/detikcom
Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan pemerintah tidak akan berhenti memerangi konten negatif yang melanggar nilai dan norma sosial budaya di internet, seperti konten mengenai Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT).

Misalnya, aplikasi LGBT Bl**d yang kembali marak hangat dibahas karena layanan tersebut menjadi sarana yang terjadi di Cianjur beberapa waktu lalu.

Mengenai hal itu, Rudiantara berupaya terus memblokir Bl**d dipakai di Indonesia, mengingat layanan LGBT tersebut sering berpindah-pidah Domain Name System (DNS) usai diblokir pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bl**d dari 2016 sudah diblok, dia pindah DNS. Di 2017 diblok, dia pindah DNS lagi, sekarang pindah lagi DNS tapi sekarang kita sudah minta blok lagi," ujar Rudiantara di Kementerian Kominfo, Jakarta, Kamis (18/1/2018).

Rudiantara mengungkapkan sejak hari Senin (15/1) ada sekitar 70-an aplikasi di Play Store yang sudah Kominfo ajukan permintaan kepada Google sebagai pemilik platform toko aplikasi tersebut, untuk menutup akses ke aplikasi LGBT yang dimaksud.

Cerita Menkominfo Kucing-kucingan Blokir Aplikasi LGBTMenkominfo Rudiantara (Foto: Agus Tri Haryanto/detikINET)


"Bl**d itu berpindah-pindah terus, dia sudah menggunakan DNS lebih dari enam kali," ucapnya.

Rudiantara mengatakan kesulitan membendung layanan LGBT , selain karena sering berpindah-pindah DNS, platform itu juga masih terus dijalankan oleh mereka. Maka dari itu, Kominfo akan terus memantaunya, sehingga kalau muncul kembali, Kominfo akan melakukan pemblokiran lagi.

"Ini kan ada dua, situs dan aplikasi. Kalau aplikasi kan harus kerja sama dengan platform, kalau yang situs itu bisa kejaring sama AIS (mesin sensor internet) yang sudah ada berpuluh situs yang kaitan dengan LGBT, itu kesaring dengan mudah," sebut Chief RA ini.

Sementara permintaan blokir di aplikasi, Kominfo sudah mengajukan kepada Google sejak Senin lalu (15/1). "Pokoknya kita nggak akan berhenti perangi kayak gitu," kata dia. (rns/rns)