Berdasarkan hasil asessment dengan Lockheed Martin, pada tahun 2014 dan 2016, Telkom 1 dinyatakan dalam kondisi baik dan dapat beroperasi normal dengan kecukupan bahan bakar hingga beberapa tahun ke depan, sekurang-kurangnya sampai tahun 2019.
Hasil terkini, investigasi yang dilakukan secara intensif oleh Telkom bersama Lockheed Martin, menyatakan Telkom 1 tidak dapat dioperasikan kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Status Telkom 1 kosong? Secara fisik iya. Tolong dibedakan fisik secara administratif, sehingga orbit 108 derajat Bujur Timur secara administratif atas nama Indonesia untuk Telkom Indonesia namanya satelit Telkom 1, administratif sampai hari ini. Fisiknya mungkin sudah nggak ada," kata Dirut Telkom Alex J Sinaga saat menjelaskan nasib Telkom 1 di Kementerian Kominfo, Jakarta, Rabu (29/8/2017).
Maka dari itu, Alex melanjutkan, administratif itu diurus supaya selama kekosongan fisik itu di suspend atau tidak boleh digunakan oleh orang lain. Sebab, nanti slot orbit tersebut akan ditempatkan oleh Telkom 4.
Kementerian Kominfo sendiri telah menyatakan akan membantu Telkom untuk mengurus surat administratif kepada International Telecommunication Union (ITU). Kominfo akan meminta kekosongan di slot orbit 108 derajat Bujur Timur tidak diisi oleh pihak lain.
Berdasarkan jadwal semula, satelit Telkom 4 direncanakan baru diluncurkan pada Agustus 2018, di mana itu untuk menggantikan Telkom 1. Jumlah kapasitas Telkom 4 lebih besar dari kapasitas satelit Telkom 1 sebagai upaya memenuhi kebutuhan transponder yang kian meningkat.
Dengan tidak berfungsinya Satelit Telkom 1, Telkom akan mengawal ketat agar peluncuran satelit Telkom 4 dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan. (rou/rou)











































