Pria yang akrab disapa Alex ini mengakui kebenaran dari surat tersebut. Ia pun menjelaskan, surat tersebut dikirimkan oleh Indosat karena keadaan di industri telekomunikasi tengah genting.
Menurutnya, situasi industri telekomunikasi saat ini telah mengandalkan layanan data sebagai sumber pendapatan perusahaan. Di satu sisi, layanan voice dan SMS semakin ditinggalkan pelanggan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alex menceritakan kenapa baru mengirim surat permintaan tarif batas bawah kepada Kominfo. Beberapa tahun sebelumnya, operator seluler masih bisa mengabaikan dengan rela merugi pada layanan data karena dapat disokong voice sama SMS.
"Selama ini kita masih bisa mengabaikan, walau rugi di data karena voice sama SMS masih untung. Akhirnya makin ke sini data makin dominan revenue. Sehingga dengan arah yang ada kerugian data per kilo byte itu tidak bisa lagi disubsidi dari voice sama SMS," tuturnya.
Dilanjutkan, dilihat dari laporan semua operator seluler di Tanah Air, tren penggunaan voice dan SMS semakin ditinggalkan pelanggan dengan beralih ke layanan komunikasi data, seperti Google, Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, ataupun YouTube.
"Semua sudah pindah ke data, pakai WhatsApp, Telegram dan apapun varian untuk chatting. Akhirnya, kita akan semakin bergantung dengan revenue data dan berharap keuntungan dari data. Mau nunggu sampai benar-benar habis voice sama SMS? Kita putuskan, it's time to make noise now," kata pria berkacamata ini.
Melihat sikap pemerintah yang mengambil langkah tegas seperti pada sektor transportasi, Indosat Ooredoo ini juga mengharap pemerintah juga belaku sikap yang sama terhadap sektor telekomunikasi.
"Di mana dinamika market tidak mampu menyelesaikan diri sendiri, ini juga teori ekonomi standar lah ya, pemerintah harus intervensi. Dalam hal ini, memang pemerintah harus lakukan intervensi karena memang dinamika pasar yang ada itu sudah tidak bisa melakukan check and balance sendiri," sebut Alex. (rou/rou)