"Permintaan serat optik semakin besar dengan adanya proyek Palapa Ring yang setidaknya butuh sampai 36.000 km," kata I Gusti Putu Suryawirawan, Dirjen Industri Logam, Mesin Alat Transportasi, dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Selasa (18/10/2016).
Menurutnya, Palapa Ring bisa memicu multiplier effect yang positif bagi industri kabel dalam negeri. Pasalnya, jika proyek jaringan tulang punggung ini terbangun, maka akan ada proyek susulan berupa pembangunan jaringan ke perkotaan, permukiman, bahkan pengembangan jaringan ke perumahan.
Peluang pengadaan kabel serat optik, tentunya tak hanya datang dari konsorsium pemenang tender Palapa Ring saja. Masih ada pengadaan kabel dari operator jaringan internet tetap (fixed broadband) lainnya.
Lebih lanjut dikatakan, untuk koneksi pita lebar (broadband) terdapat 70 juta rumah tangga yang membutuhkan sambungan internet jenis fiber to the home (FTTH). Sedangkan, Indonesia setiap tahunnya butuh jaringan fiber optic untuk 5,4 juta home pass.
"Karenanya, kami terus menggenjot kapasitas produksi. Voksel Kabel juga telah memperoleh sertifikasi dari Kementerian Perindustrian dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) hingga 95%," kata Presiden Direktur Voksel Electric, David Lius.
Disebutkan olehnya, untuk power cable aluminium kapasitas produksinya sekitar 6,000 ton per bulan, power cable–copper 2,000 ton per bulan. Sementara untuk Fiber optic Cable, Voksel mampu menyerap pemakaian fiber core sebanyak 150.000 sckm per bulan.
Saat ini segmentasi pasar power cable Voksel terbesar adalah PLN diikuti oleh beberapa perusahaan BUMN, dan kontraktor swasta baik lokal maupun international. Sedangkan untuk fiber optik, saat ini pasar terbesar Voksel adalah Telkom 70%, dan non-Telkom 30%. (rou/fyk)