Selain itu, keberadaan layanan panggilan yang disediakan aplikasi OTT juga membuat pendapatan dari layanan voice atau panggilan ikut tergerus.
CEO Axiata Group Berhad, Tan Sri Jamaludin Ibrahim mengungkapkan, masifnya pengguna OTT bahkan menggerus pendapatan SMS sampai 50% di Malaysia. Hal yang sama juga terjadi pada anak usaha Axiata Group di negara lain, seperti PT XL Axiata Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi kita tidak menganggap pesaing. Malah ini cara kami terpaksa harus memberi layanan yang lebih baik buat pelanggan. Saya kira ini malah saling melengkapi di kompetisi ini," kata Jamaludin di Hotel Le Meridien, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (11/10/2016).
Keberadaan OTT selama ini hanya 'numpang' jaringan. Lantaran operator harus berinvestasi mahal membangun jaringan internet. Menurutnya, dirinya pun beberapa kali bertemu dengan pihak OTT dan meminta mereka ikut berkontribusi dalam membangun jaringan, seperti menyediakan satelit.
"Apa yang harus operator lakukan? Kami sering kali bertemu dengan OTT di beberapa negara. Kalau bisa kita juga bisa pakai satelit mereka sebagai kerjasama. Karena satelit ini kan paling efisien untuk menjangkau banyak remote area, ketimbang kita membangun jaringan dengan cara tradisional dengan membangun banyak tower (BTS)," ungkap Jamaludin.
Chief Strategy Officer Axiata Group Dominic Arena |
Hal yang sama diungkapkan Chief Strategy Officer Axiata Group, Dominic Arena. Menurutnya, bersaing langsung dengan OTT bukan pilihan operator. Perusahaan yang sebelumnya bernama TMI (Telekom Malaysia Internasional) ini lebih memilih fokus mengembangan bisnis produk digital.
"Kita tak bisa bersaing dengan OTT. Kita malah harus perkuat jaringan data. Apa yang kami lakukan 2 tahun terakhir yakni kita investasi di digital service. Kita tak bisa bersaing dengan Google, Whatsapp, dan lainnya.
"Kita kembangkan bisnis kita secara vertikal seperti mobile advertising, e-commerce, aplikasi, fintech, dan e-education. Kita fokus di produk digital untuk peningkatan layanan," tambahnya.
Axiata Group saat ini menjadi operator selular di 7 negara yakni Celcom Malaysia, XLAxiata Indonesia, Smart Kamboja, Robi Bangladesh, Ncell Nepal, dan Dialog Sri Lanka. (/rns)
Chief Strategy Officer Axiata Group Dominic Arena