CEO Axiata Group, Tan Sri Jamaludin Ibrahim mengungkapkan, tahun 2008 dilakukan perubahan besar-besaran dalam organisasi perusahaan, termasuk mengganti namanya menjadi Axiata Group. Perusahaan ini juga berkembang dari sebelumnya hanya punya 40 juta pelanggan, menjadi 275 juta pelanggan di 9 negara.
"Bagaimana caranya mengubah perusahaan lokal menjadi perusahaan multinasional? Caranya dengan merekrut orang-orang profesional, termasuk dengan mendatangkan orang-orang di luar Malaysia," jelas Jamaludin di Hotel Le Meridien, Kuala Lumpur, Malaysia, Selasa (11/10/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat reorganisasi Axiata Group tersebut, persentase orang dari luar Axiata di manajemen perusahaan bahkan mencapai 78%, sisanya diisi orang internal 22%.
![]() |
"Belakangan, saat ini seiring dengan perkembangan perusahaan, persentase manajemen perusahaan berganti menjadi 19% dari luar, dan 81% dari internal Axiata. Kita dibuat pusing dengan banyaknya orang yang keluar dari Axiata Group," jelas Jamaludin.
Dia mengungkapkan, saat ini Axiata menjadi operator selular di 7 negara yakni Celcom Malaysia, XL Axiata Indonesia, Smart Kamboja, Robi Bangladesh, Ncell Nepal, dan Dialog Sri Lanka. Adapun total pendapatannya di tahun lalu adalah USD 5,1 miliar.
Axiata Group saat ini menjadi perusahaan operator selular terbesar kedua di Asia dari sisi jumlah pelanggan, dan keempat dari sisi jumlah pendapatan. Beberapa anak usaha lainnya yakni perusahaan menara BTS Edotco, dan puluhan perusahaan ecommerce seperti Elevenia di Indonesia. (/rns)
