"Ini akan terjadi pada tahun 2020 nanti. Dunia terus bergerak, dari yang dulu hanya terhubung melalui telepon rumah, lalu telepon tersebut digunakan untuk terhubung ke internet, kemudian sekarang sudah mulai eranya IoT dan akan lebih masif lagi nanti saat 50 billion connected device," kata VP Marketing & Communications Ericsson Indonesia Hardyana Syintawati, dalam media briefing di Marche, Plaza Senayan, Jakarta, Rabu (1/6/2016).
Menapaki era IoT tentunya tidak mulus. Peralihan dari gaya tradisional ke kebiasaan yang semuanya terkoneksi dengan internet ada tantangannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, adalah agility atau kemampuan untuk berpindah secara cepat dan mudah. Bagi industri yang sudah berjalan sekian lama, bertahun-tahun, kemampuan berubahnya sulit karena terbiasa melalukan hal tradisional dalam kurun waktu yang sangat lama.
Terakhir adalah biaya. Mengutip riset Ericsson, Nana mengatakan bahwa untuk mengubah sebuah struktur yang tadinya tradisional menjadi digital tidak murah, karena perlu penyesuaian perangkat dan berbagai biaya tambahan.
"Tiga tantangan ini terjadi tak hanya di Indonesia tapi globally. It's generic secara global, perusahaan ketika akan transform itu masalahnya sama," terangnya.
Ericsson kemudian melihat peluang dari masalah ini dengan mengumumkan IoT Accelerator. Ini adalah sebuah solusi yang mengkombinasikan platform IoT yang horisontal, kaya fitur dengan memaksimalkan seluruh layanan yang dimiliki Ericsson.
Kemampuan yang dimiliki platform ini adalah data management, billing, device management, connectivity services dan analytics.
"Semua solusi ini sebenarnya sudah dimiliki Ericsson dari dulu. Kalau kompetitor cuma punya dari sisi selulernya saja misalnya, atau bagian mobile solution-nya saja, kami lengkap, end to end. Karena itu kami announce IoT Accelerator ini sebagai solusi yang menyeluruh," klaim Hadyana.
Ericsson sendiri disebutkan Nana dalam mendukung IoT, fokus pada tiga area: yakni utilities, transportation dan public safety.
IoT Accelerator akan mulai tersedia di akhir kuartal tiga secara global, termasuk Indonesia. Sejumlah target potensial sudah mulai dibidik Ericsson Indonesia untuk solusinya tersebut. Namun Nana menolak membeberkan lebih rinci.
"Di Indonesia sedang menjajaki prospek dengan sejumlah pihak. Apakah itu pemerintahan, swasta, sampai akhirnya sudah deal, baru akan kami announce," tandasnya. (rns/ash)