Indonesia Menuju Jaringan Digital Bebas Hambatan

Jakarta - Masyarakat Telematika (Mastel) dan Indonesia Association Fiber to the Home (IFA) menggelar Indonesia FTTH Association Summit. Acara ini menjadi batu loncatan penting dalam pengembangan ekosistem fixed broadband untuk mendukung agenda ekonomi digital Indonesia.

Disaksikan Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara, Ketua Mastel Kristiono, Ketua IFA Suwanto Gunawan dan CTO Huawei Fixed Broadband Daniel Tang, mendeklarasikan lFA menjadi perkumpulan beranggotakan operator teknologi, perusahaan dan asosiasi yang berkaitan dengan TIK di Indonesia.

Perusahaan yang masuk dalam bagian deklarasi ini antara lain Telkom, Jababeka dan MyRepublic. Membangun jaringan digital Indonesia yang bebas hambatan melalui teknologi Fiber to the Home (FTTH) menjadi visi deklarasi ini.

IFA sebagai bagian dari Mastel, akan memegang peranan penting dalam pengembangan ekosistem fixed broadband, termasuk pengembangan smart city dan inisiatif dari pemerintah seperti e-government, e-education, e-health dan lain-lain.

Dikatakan Menkominfo Rudiantara, berbicara broadband, ada dua solusi yakni fixed solution dan mobile solution. Menurutnya, saatnya sekarang memberi perhatian lebih pada fixed solution.

"Berbeda dengan mobile solution, di fixed solution salah satu yang penting adalah ekosistem, itu perlu leadership dari kepala daerah," sebutnya.

Pasalnya, fixed solution berurusan dengan aktivitas galian yang perlu izin dari pemerintah kota dan kabupaten. "Jadi izin dari dari regional government-nya itu jadi sangat vital bagi berkembangnya fixed broadband," sebutnya.

Saat ini FFTH merupakan teknologi yang telah matang dan terstandarisasi, serta telah diadopsi secara luas sebagai tulang punggung teknologi fixed broadband, dengan serat optik sebagai media akses dari lingkungan rumah ke jaringan di perkotaan.

Teknologi ini mampu menyediakan kapasitas berbagi bandwith hingga 19 Gbps kepada para pelanggan. Di Indonesia, penetrasi saluran tembaga dan serat optik di rumah masih di bawah 15%. Itu artinya, ada 85% rumah yang tidak dicakupi oleh kabel tembaga maupun serat optik. Oleh karena itu, FTTH akan berperan sangat penting dalam menghubungkan rumah dengan aplikasi TIK yang nantinya akan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saat ini agenda ekonomi digital adalah prioritas bagi Indonesia dan akan menjadi tulang punggung pertumbuhan ekonomi negara. Namun, pengguna pita lebar di Indonesia baru mencapai 4,3 juta orang dan penetrasi pita lebar tetap baru sebesar 7% saja di seluruh negara. Ada celah pasar yang besar untuk diisi dan Mastel melalui IFA diharapkan dapat mendorong pengembangan pasar pita lebar tetap menuju pencapaian baru dengan memandu pengembangan bidang ini," ujar Ketua Umum Mastel Kristiono.

IFA dan Mastel akan bekerja sama untuk merumuskan regulasi right of way dan mempromosikan infrastruktur berbagi antar pelaku industri, mendukung dan mempromosikan kebijakan yang terkoordinasi antar Kementerian Kominfo, Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk mempercepat penyebaran serat optik di seluruh Indonesia sebagai bagian dari rencana Infrastruktur Pita Lebar Nasional dan mendorong pengembangan pita lebar serat optik yang berkelanjutan sebagai infrastruktur utama untuk mempercepat pita lebar dan smart city di Indonesia.

"Kami yakin bahwa semua anggota IFA dan pemangku kepentingan dalam rangau TIK akan bergabung dan bekerja sama untuk menjalankan satu ekosistem infrastruktur pita lebar tetap dalam negeri guna mempercepat pertumbuhan ekonomi digital. Mastel dan IFA akan memainkan peran yang sangat penting dalam mempercepat keterampilan dan keaksaraan dalam bidang TIK, kesiapan sosial, model bisnis, kemitraan antara pemerintah dengan sektor swasta dan lain sebagainya," kata Chairman IFA Suwanto Gunawan.

Kota-kota seperti Surabaya, Banyuwangu, Bandung dan Banda Aceh sudah memiliki basis kuat dan telah menerapkan konsep smart city. Mastel dan IFA telah mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan jaringan ultra broadband berdasarkan teknologi FTTH dan akan mengeksplorasi kerja sama strategis dengan kota-kota ini untuk memulai proyek percontohan yang bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan dan memanfaatkan potensi penuh infrastruktur telekomunikasi dan teknologi informasi oleh semua lapisan masyarakat.

"Sebagai anggota IFA, Huawei bangga memperoleh pengakuan dari para anggota dan Mastel sebagai pemimpin di bidang FTTH, pengembangan ultra broadband dan smart city," kata CTO Fixed Network Huawei Daniel Tang.

Ditambahkannya, Huawei akan secara aktif memberikan dukungan, infrastruktur, solusi terbaik, pengalaman global serta pengetahuan teknologi mereka bagi pengembangan FTTH di Indonesia.

"Kami 100% berada di balik transformasi ekonomi digital Indonesia untuk masyarakat Indonesia,"  tutupnya. (rns/ash)