Seperti diketahui, TelkomTelstra adalah perusahaan joint venture antara PT Telkom yang menguasai 60% pasar korporasi di Indonesia dan Telstra Corporation Limited, operator telekomunikasi asal Australia yang telah 10 tahun lebih menguasai bisnis managed solutions di negaranya.
Kolaborasi antara kedua raksasa ini telah menghasilkan solusi managed services dan yang terbaru dalam waktu dekat, solusi private cloud di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk menghadirkan layanan ini, TelkomTelstra juga ikut didukung oleh TelkomSigma sebagai penyedia infrastruktur dan divisi Enterprise Whole Sales Telkom sebagai channel pemasarannya.
Selain dukungan infrastruktur yang telah dimiliki oleh Telkom Group, kehadiran Telstra yang sudah berpengalaman dan diakui secara global di bidang cloud, diklaim akan menjadi senjata untuk menguasai pasar Indonesia.
"Telkomtelstra menggabungkan dua kekuatan raksasa yaitu Telkom dan Telstra. Nah, keduanya ini kita tahu sudah sangat berpengalaman dalam dunia telekomunikasi dan juga infrastruktur. Kami optimistis dapat menjadi yang terbesar di Indonesia," lanjut Erik.
Menurut Erik, dari sisi managed network services, Telkomtelstra berperan sebagai perusahaan yang siap memberikan layanan setiap saat. Artinya, setelah konsumen menggunakan jasa layanan dari Telkomtelstra, Telkomtelstra bertanggungjawab penuh dalam mengelola layanan yang sudah diadopsi oleh konsumen.
"Jadi, kami akan me-managed, termasuk perawatan dan keberlangsungan layanan yang sudah diberikan kepada konsumen. Bukan sistem beli putus. Kalau sewaktu-waktu terjadi gangguan layanan kepada konsumen, kami siap merawat, dan memberikan layanan yang maksimal. Itulah kelebihan layanan kami," jelas Erik lagi.
Private Cloud
Terkait layanan private cloud, dalam waktu dekat, TelkomTelstra akan menghadirkan layanan tersebut. Layanan private cloud yang diusung Telkomtelstra didasarkan pada dua pertimbangan.
Pertama, potensi pasar cloud di Indonesia yang terus meningkat. Berdasarkan laporan dari lembaga riset Gartner, saat ini nilai pasar cloud di Indonesia sekitar USD 287 juta, diproyeksikan akan meningkat menjadi USD 430 juta pada 2018.
"Inilah opportunity buat Telkomtelstra. Tetapi cloud yang ada selama ini masih didominasi oleh cloud dari asing. Oleh karena itu, kami hadir di sini untuk mengamankan data-data di Indonesia agar tidak lari ke luar," tutur Erik.
Pertimbangan kedua, regulasi dari pemerintah yang mewajibkan supaya data center perusahan-perusahaan yang menyimpan data-data masyarakat Indonesia harus berada di Indonesia. Supaya konsumen Indonesia bisa menikmati semua keunggulan layanan cloud, tanpa perlu kuatir datanya lari ke luar negeri.
"Ini alasan TelkomTelstra punya cloud dengan data center yang berbasis di Indonesia. Supaya perusahaan di Indonesia bisa menikmati semua keunggulan layanan cloud kami," ungkap Erik.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, saat ini Telkomtelstra sudah memiliki 10 pelanggan korporat di Indonesia. Pelanggan korporat tersebut, berasal dari lintas industri, seperti industri financial services, retail, manufaktur, dan juga transportasi.
Potensinya, kata dia, masih sangat besar, karena belum semua industri digarap. Terutama, TelkomTelstra mengincar perusahaan-perusahaan asal Australia yang berjumlah sekitar 240 perusahaan yang ada di Indonesia.
"Selain perusahaan-perusahaan Indonesia, kami juga akan melakukan pendekatan dengan perusahaan-perusahaan asal Australia yang sekitar 240 perusahaan yang ada di Indonesia. Itu juga menjadi potensi pasar kami," pungkas Erik. (rou/ash)