Hitung Ulang Palapa Ring Paket Timur, Menkominfo: Paling Lama Q3 2016
Hide Ads

Hitung Ulang Palapa Ring Paket Timur, Menkominfo: Paling Lama Q3 2016

Achmad Rouzni Noor II - detikInet
Selasa, 26 Jan 2016 17:55 WIB
Menkominfo Rudiantara (Foto: Anggoro Suryo Jati/detikINET)
Jakarta - Dari ketiga paket yang ditenderkan dalam proyek Palapa Ring, baru dua saja yang telah diumumkan sebagai pemenang, yakni paket barat dan paket tengah. Sementara paket timur masih ditunda. Menkominfo Rudiantara pun menjelaskan secara detail alasan dari penundaan itu.

Menurutnya, penundaan terpaksa dilakukan karena proses pengerjaan kabel optik di paket timur yang menuju ke daratan di tengah Papua akan sangat sulit. Apalagi mempertimbangkan kondisi geografis dan minimnya jalur transportasi.

"Paket timur paling lama kuartal ketiga 2016 ini, menunggu hitung ulang. Karena kemarin kita lepaskan untuk inland (jalur darat)-nya, semua pada bingung menghitungnya bagaimana, asumsinya beda-beda, tarik ke mana-mana," ujarnya di gedung serbaguna Kominfo, Senin (26/1/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengatasi masalah itu, Rudiantara pun menyusun kembali rencana pembangunan untuk proyek paket timur dengan terlebih dahulu berkoordinasi bersama Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dan Menteri Bappenas Sofyan Djalil.

"Sekarang kita susun karena kita sudah bicara dengan Menteri PU dan Menteri Bappenas juga. Jadi kalau nanti PU bangun jalan, sebelahnya kita gak usah nunggu jalan selesai, nanti kita paralel bangun ducting. Jadi minta izin right of way-nya lebih cepat karena kita sudah tahu PU mau ke mana jalannya, berapa kilometernya," kata Rudiantara.

Dengan demikian, lanjutnya, investor untuk Palapa Ring paket timur sudah bisa lebih bagus lagi dalam penghitungan alokasi biayanya dengan akurasi yang lebih tinggi.

"Kalau sekarang kan kita bilang teknologinya bebas di sana. Kita sudah antisipasi sebelumnya, timur ini memang tidak mudah. Timur kan ada kabel laut dari Maluku danย  Maluku Barat. Yang bikin berat dan akan membuat beda itu ada di daratan Papuanya. Makanya, ya sudahlah, nebeng saja dengan pembangunan jalan di Papua, paralel saja.

"Karena sebelum dibangun jalan kan tanahnya sudah bebas, yang penting kita koordinasi dengan kontraktornya. Misalnya berapa meter dari sepanjang jalan yang boleh dibangun ducting. Ini jauh lebih cepat daripada dibiarkan jalan sendiri-sendiri," papar menteri yang akrab disapa Chief RA ini.

Seperti diketahui, pemerintah memang memiliki rencana untuk membangun dan memperbaiki jalan Trans Papua. Targetnya proyek jalan nasional itu akan selesai pada 2018 mendatang.

Jalan Trans-Papua dirancang sepanjang 4.325 kilometer, yang dibagi menjadi jalan nasional sepanjang 2.685 kilometer dan non-nasional 1.379 kilometer.

Segmen tol yang diharapkan selesai dalam waktu dekat adalah Manokwari-Kambuaya-Sorong dengan total panjang 596 kilometer. Sementara itu ada segmen Wageta-Timika yang dijadwalkan selesai pada 2016.

Kemudian pada 2017, segmen yang ditargetkan selesai adalah jalur yang mengoneksikan Waropko-Oksibil sepanjang 136 kilometer, Dekai-Oksibil 225 kilometer, dan Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu 295 kilometer. Masing-masing konstruksinya sudah mencapai 70 kilometer, 197 kilometer, dan 258 kilometer. (rou/ash)
Berita Terkait