Kondisi ini cukup disesalkan oleh Merza yang juga menjabat Sekjen Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI). Menurutnya, stigma soal 4G saat ini selaluβ terpaku pada kecepatannya saja, bukan soal kegiatan yang lebih positif pada hal yang berbau kreativitas.
"Sebagian besar pengguna, yang terlintas mengenai 4G, mereka bisa Facebookan lebih cepat, browsing lebih lancar. Miris saya jadinya. Padahal, 4G itu kesempatan yang luar biasa besar untuk industri kreatif di Indonesia," ujarnya saat ditemui di Kartika Chandra, Jakarta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"4G ini seharusnya menumbuhkan pemain kreatif yang memanfaatkan akses tersebut. Kemudian ada permainan cantik, apa saja yang belum tersentuh bisa dilakukan dengan memanfaatkan 4G," ungkap Merza.
Internet, dikatakannya, akan menumbuhkan tren-tren baru di kehidupan masyarakat. Salah satunya yang akan dialami seperti Internet of Things (IoT), yang mana semua perangkat yang digunakan terhubung dengan dunia maya.
"4G ini create new life. IoT atau Internet of Things, semakin personal. Internet sekarang ada di kacamata, ada di jam, ada di baju. Semua memungkinkan dengan 4G, tanpa batas," papar Merza.
Lebih lanjut ia mengatakan, IoT dengan koneksi 4G, memungkinkan kita hidup untuk lebih baik lagi karena semua perangkat kita terkoneksi dengan internet. Sedangkan adanya 4G juga akan mempermudah kehidupan.
"Harus ada value-nya. Misalnya, ada pekerjaan yang biasanya dilakukan selama duaβ jam dengan menggunakan 4G bisa dilakukan cukup 15 menit. Artinya, itu ada value karena menghemat pekerjaan kita hingga satu jam lebih," pungkasnya.
(rou/ash)