Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Laporan dari Melbourne
'Industri ICT Indonesia Terganjal Geografis & Bencana'
Laporan dari Melbourne

'Industri ICT Indonesia Terganjal Geografis & Bencana'


Angga Aliya - detikInet

Ilustrasi (Ist.)
Melbourne - Industri solusi information communication and technology (ICT) Indonesia masih kecil dan punya banyak potensi untuk berkembang. Banyak masalah menghadap, seperti kondisi geografis dan banyaknya bencana.

Analis teknologi dari IDC Australia Hugh Ujhazy mengatakan, berbeda dengan Australia yang industri ICT-nya sudah maju, Indonesia masih butuh banyak pengembangan.

"Di Indonesia, geografis menjadi masalah yang harus bisa dipecahkan. Belum lagi adanya bencana seperti gempa dan lain-lain," katanya ditemui di sela-sela acara Telstra Vantage 2015 di Melbourne Experience Centre, Melbourne, Rabu (23/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ICT yang saat ini baru masuk ke Indonesia adalah Telkomtelstra, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Teltra dari Australia.

"Telstra sudah punya pengalaman dan kualitas di Indonesia. Tapi mereka belum punya pengalaman di negara berkembang, ini sesuatu yang berbeda. Tapi kami semangat mendengarnya (Telstra masuk Indonesia)," jelasnya.

Pertama-tama, kata dia, Indonesia harus bisa menghubungkan seluruh pulau yang ada. Caranya bisa dicari tahu sendiri, dari mulai kabel bawah laut atau pakai satelit.

Jika semuanya sudah terhubung, maka bisnis ICT Indonesia bisa berkembang dengan pesat. Tak hanya di Indonesia, bisnis ICT di negara-negara berkembang juga sama di tahun-tahun mendatang, misalnya di Indonesia, Malaysia, hingga Filipina.

"Saat ini masih banyak blank spot di Indonesia, sehingga banyak ketidakpastian. Tapi yang namanya investasi pasti ada masalah, tinggal bagaimana perusahaan melihatnya sebagai peluang," ungkapnya.

(ang/ash)





Hide Ads