Telkom Rayu Perusahaan Australia Ekspansi ke Indonesia
Hide Ads

Laporan dari Melbourne

Telkom Rayu Perusahaan Australia Ekspansi ke Indonesia

Angga Aliya - detikInet
Rabu, 23 Sep 2015 13:32 WIB
Jakarta (gettyimages)
Melbourne -

Telkomtelstra mengajak perusahaan Australia untuk melebarkan sayapnya ke Indonesia. Anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) dan Telstra Australia itu meyakinkan para pelaku bisnis bahwa menjalankan usaha di Indonesia tidak sesulit yang dibicarakan orang.

Chief Operating Officer (COO) Telkomtelstra, Nathan Bell, dalam presentasinya di acara Telstra Vantage 2015 memaparkan banyaknya keuntungan yang bisa didapat perusahaan dengan berinvestasi di Indonesia.

"Indonesia punya penduduk 255 juta, ini jadi kesempatan yang besar sekali. Banyak anak muda di Indonesia yang selalu mobile dan selalu aktif terhubung satu sama lain," katanya di Melbourne Experience Centre, Melbourne, Rabu (23/9/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah anak muda ini, kata Nathan, sekarang in sudah memulai bisnis sendiri dengan memanfaatkan internet dan perangkat mobile dalam bisnisnya, terutama untuk menarik pelanggan

Selain itu, kata Nathan, proyek pemerintah juga sudah mulai ramai. Pasar informasi dan teknologi (TI) juga makin berkembang sehingga ICT punya kesempatan yang sama.

"Pasar IT mulai ramai, ICT juga bisa punya bisnis sendiri. Banyak kesempatan untuk perusahaan seperti Telkomtelstra," katanya.

Menurutnya, Information and Communication Technology (ICT) akan memberikan peran besar dalam pengembangan bisnis dan industri di Asia Tenggara. Apalagi sebentar lagi akan ada Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Semua orang ingin ambil bagian dalam pasar terbesar di ASEAN ini. Ini akan menjadi langkah berikutnya dalam perkembangan bisnis," ujarnya.

Indonesia yang punya lebih dari satu juta unit usaha menengah bisa jadi peluang bisnis yang sangat baik. Jenisnya pun beragam, mulai dari usaha makanan sampai usaha jasa logistik.

"Tinggal turun ke jalan saja bisa Anda lihat banyak sekali bisnis di jalan. Ada 255 juta orang yang bisa dilayani, ini kesempatan yang besar. Apalagi pasarnya berkembang dengan pesat," ujarnya.

Meski demikian, Nathan mengatakan, membangun bisnis di Indonesia memang tidak mudah. Banyak tantangan yang akan dihadapi perusahaan baru sebelum akhirnya bisa memahami peta dunia usaha Indonesia.

"Waktu kita masuk ada perubahan pemerintahan, otomatis kebijakan berubah. Ada perubahan pimpinan di Telkom. Akhirnya kita coba mengerti perubahan baru itu. Ada banyak hal dan kita tidak bisa berbuat apa-apa, tapi jangan takut karena pasti selalu ada kesempatan," ucapnya.

Ia mengatakan, ICT di Indonesia saat ini masih terpisah-pisah. Bahkan satu perusahaan bisa sampai punya 7 vendor untuk mengurus ICT-nya. Yang repot adalah ketika terjadi masalah di satu tempat, butuh waktu lama untuk mengetahui masalah itu ada di vendor yang mana.

"Bisa sampai dua bulan untuk mencari kesalahan itu. Untuk pasar yang berkembang pesat seperti Indonesia, dua bulan adalah waktu yang berharga," katanya.

Maka dari itu Telkomtelstra mencoba memberikan layanan ICT untuk perusahaan di satu tempat, sehingga setiap ada masalah atau monitor jaringan IT-nya tidak perlu repot lagi.

"Kita satukan jadi satu. Tidak masalah kalau vendornya beda-beda nanti kita satukan," ungkapnya. Dengan demikian, si perusahaan bisa fokus untuk mengembangkan bisnisnya tanpa harus repot-repot mengurus IT sendiri

(ang/fyk)