Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Tri Menantang Dominasi 'The Big Three'

Tri Menantang Dominasi 'The Big Three'


Ardhi Suryadhi - detikInet

Jakarta -

Hutchison 3 Indonesia (Tri) tak mau terus-terusan menjadi anak bawang. Termasuk cuma jadi penonton atas dominasi operator seluler tiga besar di Indonesia: Telkomsel, Indosat dan XL Axiata. Tri juga ingin menunjukkan taji.

Namun agar bisa dianggap dan tak sekadar gertak sambal, Tri tentu harus punya modal. Nah, dalam masa 'masa semedinya' kemarin, Tri ternyata melakukan pembenahan di sana-sini. Mulai dari permak jaringan, membuat paket promo menarik bagi pelanggan sampai menambah amunisi di level direksi.

Seorang veteran di dunia telekomunikasi pun direkrut Tri. Dia adalah Muhammad Danny Buldansyah, yang mengisi kursi Wakil Presiden Direktur Hutchison 3 Indonesia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Danny sendiri sebelumnya merupakan Network Services Director XL Axiata dan Deputy President Director Bakrie Telecom. Adapun jabatan terakhir Danny adalah Direktur Utama Indonesia Comnets Plus (Icon+), anak usaha PLN

Sebagai darah segar di Tri, Danny tentu punya ide dan ambisi yang masih menggebu-gebu. Tri tak cuma ingin dibawanya menjadi 'operator penggembira', melainkan harus bisa lebih 'bersuara' di pasar seluler Indonesia yang semakin matang ini.

"Kalau dengan (operator) nomor dua dan tiga, optimistis kita mendekati. Jadi targetnya, kalau sudah mendekati berarti bakal punya keinginan untuk melewati. Setelah dari jumlah pelanggan, dari sisi finansial kita coba dekati lagi, baru kita coba melewati," ujar Danny saat berbincang dengan detikINET, Senin (13/7/2015).

Pria ramah ini pun mengungkapkan tiga strategi Tri agar bisa lebih bersaing dengan tiga operator besar di atasnya. Pertama, adalah dari segi 'mesin produksi', yakni terkait infrastruktur jaringan yang menjangkau para pelanggan.

"Kalau gak kuat percuma, kita lihat dari jumlah coverage, dalam hal ini 3G, kita relatif hampir sama bahkan menurut perkiraan saya lebih banyak dari (operator) nomor dua dan tiga," Danny memaparkan.

Kedua, soal basis pelanggan. Amunisi ini tak disangka-sangka dari Tri. Ketika kembali bersuara lagi ke media, Tri langsung menggebrak dengan klaim memiliki 54,8 juta pelanggan. Sebagai perbandingan, Telkomsel sebagai penguasa pasar punya 141 juta pelanggan, sedangkan Indosat 66,5 juta, dan XL 52,1 juta pelanggan aktif.

Lantas, apa ini Tri sudah menggeser XL di tempat ketiga? Belum tentu, karena perhitungan kedua operator terkait jumlah pelanggan aktif bisa jadi berbeda. Hal ini pun diamini Danny ketika ditanya media soal berapa jumlah pelanggan aktif Tri.

Menurutnya, pelanggan Tri bisa jadi tak semuanya aktif, namun ada pelanggan yang memang sudah terikat selama 6 bulan lewat program yang dijajakan. Besarannya bisa sekitar 20-30 persen.

Meski demikian, basis pelanggan yang kini dimiliki Tri sudah barang pasti jadi modal kuat untuk membuat dua operator di atasnya waspada.

"Basis pelanggan kita sudah lumayan, artinya gak terlalu beda sama di atasnya. Kalau dulu lebih dari setengahnya," lanjut Danny.

Ketiga, jurus Tri adalah bakal coba merayu pelanggan lewat program marketing dan produk-produk yang inovatif sehingga bisa bersaing dengan lebih baik.

Namun perlu diingat, perjuangan Tri pastinya tak bakal mudah. Terlebih operator yang 65% sahamnya dimiliki oleh Hutchison Whampoa dan sisanya oleh Northstar Pacific itu punya frekuensi yang tak sebanyak tiga operator di atasnya. Tri saat ini cuma menghuni dua blok (10 MHz) di frekuensi 1.800 MHz dan dua blok (10 MHz) di 2.100 MHz.

Terkait kondisi tersebut, Danny justru menyebut kemampuan Tri dalam melakukan efisiensi di sektor pengelolan frekuensi teruji di sini. "Sumber daya frekuensi kita (Tri-red.) memang terbatas, tapi yang paling penting kita bisa men-develop secara teknikal dengan teknologi yang ada sehingga efisiensi dari frekuensi menjadi optimal," ungkapnya.

Kini, Tri tengah menunggu Kementerian Kominfo membuka peluang bagi seluruh operator seluler untuk memperebutkan 10 MHz frekuensi yang tersisa di 2.100 MHz dan 30 MHz di frekuensi 2.300 MHz.

Tri tentu sangat tertarik untuk memperebutkan frekuensi yang masih tersisa tersebut. "Kalau bisa yang kita ambil dua blok sekaligus (di frekuensi 2.100 MHz). Tapi kalau bisa sifatnya jangan lelang, karena kan harganya sudah ketahuan, menggunakan beauty contest saja untuk mencari tahu siapa paling butuh dan meyakinkan untuk bisa mengelola frekuensi tersebut. Kita siap bersaing dengan operator lain," Danny menandaskan.

(ash/asj)







Hide Ads