"Saat ini homepassed FTTH Telkom sudah siap melayani 6 juta rumah tangga di Jabodetabek dengan layanan IndiHome Fiber yang tengah menjadi primadona," kata Executive General Manager Telkom Divisi Regional II, Prasabri Pesti kepada detikINET, Senin (6/4/2015).
Diakui olehnya, penetrasi Internet broadband di Indonesia masih rendah. Bila dilihat dari total sekitar 60 juta rumah tangga di Indonesia, maka tingkat penetrasi fixed broadband di negeri ini baru mencapai 5% atau sekitar 3 juta sambungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dengan 13,2 juga homepassed yang sudah dibangun Telkom dan target 3 juta sambungan IndiHome yang akan terlayani di 2016 nanti, maka perlahan tapi pasti, kata Prasabri, akan ada lebih banyak lagi masyarakat yang bisa mendapatkan layanan Internet fiber dengan teknologi FTTH yang dilengkapi dengan IPTV dan telepon rumah, serta fasilitas-fasilitas lainnya.
"Namun kami tetap menjaga kualitas sambungan hingga rumah pelanggan sesuai dengan SOP (standard operating procedure) yang berlaku. Sehingga 6 juta tersebut tidak akan terpasang seluruhnya di tahun 2015 ini," ujar pria yang akrab dengan panggilan PP ini lebih lanjut.
Menurutnya, wilayah Jabodetabek yang merupakan pusat perekonomian nasional, dipastikan akan mendapat perhatian penuh terhadap ketersediaan akses internet broadband ini.
Lebih jauh Prasabri menjelaskan bahwa saat ini ada sekitar 1.000 petugas setter yang mengaktifkan layanan IndiHome ke rumah pelanggan. Selain itu, para petugas setter tersebut juga didukung oleh para teknisi jaringan yang menggelar fiber optic dari Optical Distribution Point (ODP) hingga ke rumah pelanggan.
Keseluruhan petugas setter dan petugas teknis tersebut sudah diseleksi dari berbagai sekolah kejuruan, termasuk dari STM Telkom serta sudah dilatih dan disertifikasi. βJadi kami jaga betul kualifikasi petugas, SOP serta pengamanan tentunya.β
Selain karena menjaga kualitas penyambungan dan pengamanan proses sesuai prosedur, Prasabri juga meminta maaf kepada masyarakat bila terkadang Telkom mengalami kesulitan masuk ke cluster perumahan tertentu karena tidak mendapat izin dari pengelola setempat.
"Padahal cukup banyak penghuni yang sangat berharap bisa menikmati IndiHome Fiber ini," sesal Prasabri.
(rou/rou)