βTahun ini saya prediksi total investasi operator Indonesia sekitar USD 4 miliar, itu hampir 80% belanja modalnya pakai dolar karena perangkatnya impor," kata Menkominfo Rudiantara di rumah dinasnya.
Angka itu katanya baru dari belanja modal operator saja, dan belum termasuk impor ponsel. Menurut data Sucofindo Surveyor Indonesia, impor ponsel ke Indonesia pada 2013 lalu mencapai 58 juta unit dengan nilai USD 2,6 miliar atau setara Rp 35 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, jika jumlah operator di Indonesia bisa diperkecil menjadi empat pemain, maka penghematan bisa terjadi di sisi belanja infrastruktur. βApalagi kalau nanti infrastruktur sharing, itu makin berhemat. Kalau operatornya efisien, nanti margin bisa dijaga, sehingga ada alokasi reinvestasi dan kualitas layanan makin bagus,β katanya berteori.
Ditambahkannya, untuk mendorong adanya konsolidasi di industri telekomunikasi, pemerintah akan menerbitkan Peraturan Menteri soal Merger dan Akuisisi (PMA) pada awal kuartal kedua 2015.
βAturan ini akan secara komprehensif memberi rambu-rambu soal merger dan akuisisi. Kita juga tak capek bekerja per kasus bagi yang mau konsolidasi, acuannya PMA itu nanti,β pungkasnya.
Sebelumnya, dalam prediksi Fitch Ratings aksi konsolidasi di industri seluler masih akan terjadi pasca Axis diakuisisi XL dan Smartfren bersinergi dengan Bakrie Telecom, serta diakuisisinya sebagian saham induk usaha Internux oleh First Media pada tahun lalu.
Kabar beredar adalah Indosat akan meminang Tri Indonesia. Walau kabar ini sudah dibantah keras oleh manajemen kedua operator namun sinyal konsolidasi menguat karena dalam penataan frekuensi 1.800 MHz, posisi frekuensi keduanya bertetangga.
Sedangkan lembaga pemeringkat Moodyβs pun memprediksi jika konsolidasi terjadi di operator akan berdampak kepada bisnis pendukung seperti penyedia menara.
Saat ini jumlah menara telekomunikasi di Indonesia mencapai sekitar 72.000 unit dimana 45% di antaranya dimiliki oleh PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo), PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR), dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).
Pertumbuhan organik perusahaan menara diperkirakan akan menguat seiring dengan upaya operator memperkuat dan memperluas jaringan 3G atau 4G. Apalagi, operator juga cenderung melepas aset menara selama 12-18 bulan ke depan.
(rou/ash)