Setelah era 3G, 4G LTE menjadi mainan seksi operator seluler berikutnya. Fenomena yang terjadi pun mirip, sama-sama adu cepat mengklaim sebagai yang pertama.
Menjadi operator pertama yang menghadirkan layanan 3G, 4G atau yang lainnya memang menjadi prestis tersendiri bagi operator tiga besar ini.
Para pemain di ranah 'The Big Three' -- Telkomsel, XL dan Indosat -- tentu tak akan rela begitu saja ketika ada pihak yang mengklaim sudah menjadi yang pertama mengimplementasikan 4G.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kembali ke soal 4G, baik Telkomsel, XL dan Indosat sejatinya sudah dari jauh-jauh hari melakukan uji jaringan telekomunikasi generasi keempat ini.
Adrian Prasanto, Head of Corporate Communication Indosat mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan trial 4G sejak tahun 2010. Jadi ketika ia mendengar ada operator lain yang melakukan hal serupa di tahun 2014, ia tak lagi terlalu kaget.
"Ah, kita sudah dari jauh hari melakukannya," mungkin begitu pikirnya.
Begitu pula dengan Telkomsel. Vice President Corporate Communication Telkomsel Adita Irawati mengatakan, pihaknya akan selalu patuh pada peraturan dan ketentuan yang berlaku termasuk dalam mempersiapkan layanan 4G LTE.
"Uji coba layanan 4G LTE sudah kita lakukan sejak 2010 di Jakarta dan terakhir di APEC Bali tahun 2013. Pada kesempatan tersebut kita selalu mencantumkan kata uji coba dalam setiap promosi kita karena inilah yang dipersyaratkan oleh regulator," jelasnya.
Terakhir XL, operator biru ini belakangan menjadi sasaran protes dua kompetitornya terkait trial 4G LTE yang mereka lakukan. Mencuri start? Entahlah. Yang pasti aksi trial XL turut membuat panas Indosat dan Telkomsel.
Protes pun dilayangkan ke Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI), setelah dievaluasi, surat teguran akhirnya turun.
"Ya, kita memang memberikan teguran kepada XL terkait adanya keberatan soal iklan di Kompas yang menyebut sebagai launching 4G LTE. Padahal kan itu hanya trial," kata Muhammad Ridwan Effendi, anggota BRTI kepada detikINET, Rabu (29/10/2014).
BRTI menyayangkan isi kandungan iklan berjumlah dua halaman tersebut karena dianggap membohongi publik. Karena yang terjadi bukanlah launching, hanya trial dengan batasan waktu dan wilayah tertentu.
XL membela diri. GM Corporate & Communication Manager XL Tri Wahyuningsih menyatakan, sebetulnya XL tak pernah menuliskan secara langsung kata 'launching' di iklan dua halaman di media cetak Kompas. Memang, XL juga tak menyebutkan langsung bahwa ini ada promo trial.
Bagi Ayu -- sapaan akrabnya -- XL juga tak serta merta membuat iklan yang menyesatkan pelanggan. Apalagi, pihaknya tak berani mengatakan komersial launching bila belum mendapatkan izin.
"Mungkin ini hanya salah persepsi saja. Karena XL tidak menyebutkan kata launching di iklan tersebut. Kendati memang, tak disebutkan juga kata promo trial," jelasnya.
Terlihat sederhana memang masalah yang diributkan, soal 'launching 4G LTE'. Namun jangan salah, meski bagi mata awam terlihat bukan apa-apa, tetapi bagi pemain di industri ini, tulisan 'pertama di Indonesia' itu bak menjadi kalimat sakti.
Lantas bagaimana Menkominfo Rudiantara melihat ini? Status sang menteri memang alumni berbagai operator telekomunikasi, tetapi ia kini berada dari sisi regulatory.
Sebelum kondisi semakin ruwet, Rudiantara buru-buru menegaskan bahwa layanan 4G LTE seluler belum bisa dikomersialkan. Namun jika sebatas trial, dipersilakan.
Pernyataan ini sekaligus untuk menjawab protes dari Indosat dan Telkomsel terkait trial 4G LTE XL yang terkesan komersial.
"Tadi kan sudah saya jelaskan, ini tidak boleh komersil, ini hanya uji coba teknis.
Saya dorong uji coba teknis, sudah jelas, nggak ada (komersial). Kalau belok-belok, itu tanggung jawab mereka dong," tegas sang menteri.
Dari pernyataan tersebut sebenarnya ada kesimpulan yang bisa ditarik. Yakni, status ketiga operator ini sejatinya masih berada di baris start yang sama. The Big Three sama-sama belum diizinkan untuk jualan 4G LTE. Jika sekadar trial, oke-oke saja. Tapi memang harus hati-hati di sini, khawatir ada yang dilangkahi.
Namun memang sesi trial bak menjadi ajang unjuk gigi bagi operator atas kesiapan mereka menyambut teknologi yang bisa menyemburkan kecepatan internet hingga 100 Mbps itu.
Pun demikian, alangkah baiknya jika trial dari operator ini juga diiringi oleh kesiapan regulasi dari Komifo. Jangan sampai regulasi tertinggal terlampau jauh dengan industri dan teknologi.
(ash/fyk)