Tukar Guling Menara di Mata Para Analis
Hide Ads

Tukar Guling Menara di Mata Para Analis

- detikInet
Senin, 13 Okt 2014 20:18 WIB
Telkom (rou/detikINET)
Jakarta - Aksi Telkom memonetisasi anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel), melalui swap share atau tukar guling saham dengan PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) mendapat perhatian dari para analis.

Menurut analis Deutsche Bank Verdhana Indonesia Raymond Kosasih dalam kajiannya menyatakan, kesepakatan tukar guling saham itu cukup menguntungkan kedua belah pihak.

"Bagi Telkom, ini meng-unlock value dari anak usahanya. Sedangkan bagi Tower Bersama selain valuasi bertambah, tenancy ratio dari Mitratel yang masih rendah berpotensi memberikan ruang pendapatan," ujarnya dalam keterangan, Senin (13/10/2014)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum lagi dengan ada kepemilikan minoritas dari Telkom di Tower Bersama bisa mengamankan bisnis dengan Telkomsel yang selama ini dikenal sebagai operator paling konsisten dalam hal ekspansi," katanya dalam kajian tersebut.
 
Seperti diketahui, Telkom dan Tower Bersama menandatangani perjanjian yang akan menukar 100 persen sahamnya di Mitratel dengan 13,7% saham TBIG yang berasal dari penerbitan saham baru.

Kesepakatan ini akan dilaksanakan dalam dua tahap. Pada tahap pertama, Telkom akan menukarkan 49% kepemilikannya di Mitratel dengan 290 juta lembar saham baru TBIG. Tahap kedua, Telkom memiliki opsi untuk menukarkan 51% sisa kepemilikan Telkom di Mitratel dalam jangka waktu dua tahun dengan tambahan 472,5 juta saham baru TBIG.

Selain kepemilikan saham di TBIG, Telkom akan menerima tambahan pembayaran kas sampai maksimum sebesar Rp1,74 triliun, apabila Mitratel dapat mencapai persyaratan tertentu yang telah disetujui.

Dalam kajian Deutsche Bank Verdhana Indonesia, pada transaksi ini Mitratel dihargai Rp 11,1 triliun (termasuk utang bersih Mitratel sebesar Rp 2,7 triliun dan ekuitas Rp 8,4 triliun).

Dengan potensi pembayaran kas, kesepakatan akan dihargai pada EV/EBITDA 0,7-12,5x (dengan EBITDA sekitar Rp850-900 miliar pada tahun 2013 dan diasumsikan EBITDA Mitratel mencapai Rp1,1 triliun)."Kami merekomendasikan buy untuk saham Telkom dan Tower Bersama," katanya.
 
Sementara kajian dari Credit Suisse menyatakan kesepakatan antara Telkom dan Tower Bersama menguntungkan operator pelat merah itu dan menganggap emiten dengan kode saham TLKM itu pilihan utama untuk sektor telekomunikasi.
 
Sedangkan Kepala Riset Bahana Securities Harry Su menilai, pengaruh transaksi tersebut baru terasa jika Telkom menguasai saham Tower Bersama hingga 13,7%.Dalam rekomendasinya, saham Telkom layak beli di harga Rp 3.350 per saham.

(rou/asj)