Telkom Geber Internet Ultra Broadband 10 Gbps
Hide Ads

Telkom Geber Internet Ultra Broadband 10 Gbps

- detikInet
Kamis, 13 Mar 2014 18:46 WIB
Ilustrasi (Ist.)
Jakarta -

Telkom punya ambisi besar untuk menawarkan akses internet super cepat ke jutaan rumah yang tersebar di Indonesia. Tak main-main, akses yang ditawarkan mencapai 10 Gbps untuk downlink dan 2,5 Gbps untuk uplink.

Melalui anak usahanya, Telkom Akses, program pembangunan infrastruktur Gigabit Passive Optical Network (GPON) ini mulai dilakukan Telkom dengan menggandeng sejumlah mitra seperti Alcatel-Lucent, Fiberhome Technologies Indonesia, dan Abhimata Citra Abadi.

Dalam keterangannya, CEO Telkom Akses Badriyanto mengatakan, upaya ini merupakan salah satu tanggung jawab Telkom untuk meningkatkan penetrasi broadband di Indonesia, dari sekitar 4% menjadi 30% pada akhir 2015 nanti.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Infrastruktur broadband yang kami bangun hingga akhir 2015 akan melewati 20 juta titik rumah yang ada di sekitar 900 pulau berpenghuni di Indonesia. Saat ini, infrastruktur broadband kami baru melewati 8,2 juta rumah," ujarnya di Jakarta, Kamis (13/3/2014).

Dalam proyek modernisasi akses Trade In Trade Off (TITO) ini, Alcatel-Lucent akan menggelar keluarga produk Intelligent Service Access Manager (ISAM) yang mampu mendukung seluruh versi teknologi FTTx untuk layanan ultra broadband.

"Kami akan melengkapi sistem perkabelan tembaga yang telah ada dengan serat optik, sehingga dapat menyampaikan beragam layanan bisnis dan konsumen termasuk IPTV, video on demand, VoIP, dan lainnya dengan kecepatan mencapai 100 Mbps," kata Rama Agung, Account Director Alcatel-Lucent Indonesia.

Langkah Telkom menggeber ultra broadband ke rumah-rumah ini juga sejalan dengan upayanya membangun jaringan serat optik dari Papua menuju Papua Nugini sepanjang 1.000 kilometer.

"Saat ini Telkom sedang mengerjakan proyek Palapa Ring tahap II yang disebut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS). Nanti proyek itu akan dilanjutkan sampai ke Papua Nugini," kata Menteri BUMN Dahlan Iskan.

Usai menerima Menteri BUMN Papua Nugini Ben Micah, Dahlan mengatakan proyek pembangunan jaringan telekomunikasi tersebut bagian dari kerjasama investasi kedua negara yang ditandatangani pada pertengahan 2013.

Menurut Dahlan, dengan melanjutkan pengembangan infrastruktur ke Papua Nugini tersebut, maka Telkom menjadi satu-satunya perusahaan yang memiliki jaringan mulai dari ujung Barat Indonesia hingga ujung Timur, dan berlanjut ke Papua Nugini.

Ia juga mengatakan, rencana ini sudah disampaikan langsung oleh Dirut Telkom Arief Yahya, terutama menyangkut kesiapan pendanaan. "Infrastruktur dari Papua akan tersambung hingga melalui ibukota negara Papua Nugini, Port Moresby," katanya.

Seperti diketahui, proyek Palapa Ring Tahap II dengan investasi Rp 1,7 triliun yang digelar Telkom adalah backbone kabel laut dan optik sekitar 4.000 km, dengan rute Menado, Ternate, Halmahera, Ambon, Fak-fak, Timika, hingga Sorong.

Jalur ini melanjutkan tahap I yang dikenal dengan nama Mataram-Kupang Cable System (MKCS) sepanjang 1.041 km yang menelan biaya sekitar Rp 600 miliar. Dahlan menjelaskan, saat ini jaringan serat optik Telkom sudah mencakup seluruh wilayah Nusantara yang terhubung dengan Singapura, Hongkong, Tokyo, Amerika Serikat.

"Dengan penggelaran jaringan hingga Papua Nugini, maka jaringan infrastruktur serat optik Telkom, langsung terkoneksi dengan Eropa dan Australia," ujarnya.

Pada prinsipnya, lanjut dia, Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham Telkom mendorong perusahaan untuk mengembangkan infrastruktur bahkan ke luar negeri. "Ini bagian dari upaya Telkom memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat," tegas Dahlan.

Agresivitas Telkom dalam ekspansi jaringan juga berimbas positif terhadap kinerja keuangannya. Realisasi pertumbuhan laba bersih sebesar 10,5% menjadi Rp 14,2 triliun dan pendapatan sebesar 7,5% menjadi Rp 83 triliun telah sesuai dengan perkiraan analis.

"Penguatan laba didorong oleh pertumbuhan pendapatan dan penguatan margin bersih perseroan dari 16,7% menjadi 17,1%," tulis analis Deutsche Bank Verdhana Indonesia Raymond Kosasih dalam risetnya.

Kenaikan pendapatan tertinggi dibukukan bisnis data dan internet mencapai 14,8% dari Rp 27,62 triliun menjadi Rp 31,71 triliun hingga akhir 2013. Kuatnya pertumbuhan laba Telkom mendorong Deutsche Bank
untuk mempertahankan rekomendasi pembelian saham Telkom dengan target harga Rp 2.700.

Target harga tersebut juga mencerminkan potensi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan Telkom hingga akhir tahun. Deutsche Bank memperkirakan peningkatan pendapatan dan laba bersih masing-masing menjadi Rp 88,78 triliun dan Rp 15,24 triliun hingga akhir 2014.

Pandangan senada diungkapkan analis Samuel Sekuritas Indonesia Adrianus Bias Prasuryo dalam risetnya. Menurut dia, realisasi pendapatan Telkom tahun lalu mencerminkan 100,1% dari estimasi Samuel Sekuritas. Sedangkan realiasi laba bersih merefleksikan 98,3% dari perkiraan.

Secara operasional, menurut Adrianus, pertumbuhan total pendapatan Telkom didukung oleh kenaikan pendapatan dari bisnis seluler sekitar 4,6% atau sesuai estimasi. Sedangkan peningkatan terbesar dibukukan bisnis internet dan data mencapai 14,8% menjadi Rp 31,71 triliun .

Tahun ini, Samuel Sekuritas memperkirakan kenaikan pendapatan Telkom menjadi Rp 87,53 triliun, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 82,34 triliun. Laba bersih juga diprediksi meningkat dari Rp 14,17 triliun menjadi Rp 15,81 triliun. Sedangkan EBITDA diproyeksikan menguat dari Rp 41,65 triliun menjadi Rp 45,35 triliun.

(rou/ash)