Telkom Untung Rp 14,2 Triliun
Hide Ads

Telkom Untung Rp 14,2 Triliun

- detikInet
Sabtu, 08 Mar 2014 11:09 WIB
(ilustrasi/detikINET)
Jakarta -

Telkom berhasil membukukan keuntungan Rp 14,2 triliun di sepanjang 2013 lalu, naik 10,5% dari tahun sebelumnya Rp 12,85 triliun. Sementara, laba per sahamnya juga turut terkerek naik, dari Rp 133,84 menjadi Rp 147,42.

Catatan positif ini ditunjang pertumbuhan pendapatan 7,5% dengan laba bersih 10,5% sepanjang 2013 lalu. Itu artinya, sang BUMN telekomunikasi telah mencatatkan kinerja positif yang setara dengan total pencapaian industri.

Persentase pertumbuhan ini juga mengalahkan pencapaian para kompetitornya. Misalnya, Indosat yang hanya mengalami pertumbuhan pendapatan 6,4% dengan kondisi bottom line merugi. Sedangkan XL mengalami stagnan di operasional dan keuntungan turun dobel digit sepanjang 2013.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kinerja operasional dan keuangan Telkom selama 2013 memperlihatkan kemampuan perusahaan untuk terus berkembang di tengah kondisi persaingan industri telekomunikasi yang kian ketat di Indonesia," ujar Direktur Utama Telkom Arief Yahya dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/3/2014).

Hingga akhir 2013 lalu, pendapatan usaha Telkom tercatat mengalami peningkatan 7,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, dari Rp 77,143 triliun menjadi Rp 83,0 triliun. Ini seiring pertumbuhan pendapatan usaha Telkomsel yang mencapai dobel digit 10,1%.

Telkom juga mencatat Earning Before Interest Tax Depreciation Amortization (EBITDA) tumbuh 5,1% dari Rp 39,757 triliun di tahun 2012 menjadi Rp 41,8 triliun di 2013.

Sementara pendapatan tahun buku 2013 masih didominasi oleh voice bisnis selular yang berkontribusi 38,7% terhadap total pendapatan perusahaan. Data, internet dan layanan IT berada di nomor dua, berkontribusi sebesar 38,2%.

Kemudian diikuti oleh pendapatan layanan suara (voice) di jaringan tetap dengan kontribusi sebesar 11,7%. Kontribusi lainnya sebesar 11,4% adalah dari interkoneksi, jaringan, dan layanan lainnya.

Untuk pendapatan dari voice selular yang mencapai Rp 32,138 triliun, meningkat 4,6% dari periode yang sama tahun lalu. Sedangkan data, internet dan layanan IT sebesar Rp 31,7 triliun atau naik 14,8%. Penurunan hanya terjadi di fixed line voice dimana hanya mencatatkan Rp 9,7 triliun atau turun 9%.

Telkom juga mengalami kenaikan beban operasional dan pemeliharan sebesar 15,1% dibandingkan tahun lalu menjadi Rp19,3 triliun. Hal ini disebabkan oleh percepatan penyebaran BTS Telkomsel untuk antisipasi pertumbuhan penggunaan mobile broadband.

Namun untungnya, Telkom mampu menekan beban lain-lainnya hingga turun 74,73% dari Rp 1,9 triliun menjadi Rp 480 miliar. Telkom juga harus menelan kenaikan rugi selisih kurs hingga 31,7% dari Rp 189 miliar ke posisi Rp 249 miliar.

Utang yang dimiliki Telkom juga bertambah 13,8% dari Rp 44,39 triliun menjadi Rp 50,52 triliun di akhir tahun kemarin. Di situ, utang jangka pendeknya tercatat Rp 28,42 triliun. Sedangkan, utang jangka panjangnya mencapai Rp 22,09 triliun.

Meski demikian, ekuitas Telkom mampu naik 15,6% Rp 66,97 triliun ke posisi Rp 77,42 triliun. Sehingga, rasio utang terhadap modal atau Debt to Equity (DER) emiten halo-halo ini pun masih aman di angka 0,65 kali.

"Layanan data, khususnya mobile data, merupakan growth driver Telkom Group pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sebesar 35,6% dibandingkan tahun sebelumnya,” jelas Arief.

Hingga 2013, pengguna layanan fixed broadband meningkat 28.7% dari periode yang sama tahun sebelumnya menjadi 3 juta pelanggan. Pengguna layanan mobile data juga meningkat sebesar 10,8% dari periode yang sarna tahun lalu menjadi 60,5 juta pengguna.

Sementara Telkomsel membukukan pendapatan sebesar Rp 10,5 triliun dari layanan data, meningkat sebesar 35,6% dari tahun lalu. Total layanan mobile data dan pendapatan fixed broadband meningkat 25,6% dari tahun lalu menjadi Rp 15,1 triliun.
 
"Kami berharap Telkomsel dapat terus meningkatkan performansinya secara konsisten dengan terus menggali peluang bisnis legacy yaitu voice dan SMS, memperkuat bisnis utama yaitu mobile broadband serta meningkatkan platform dan bisnis digital,” tutur Arief.

Sedangkan pada bisnis jaringan tetap, Telkom terus mengembangkan program Indonesia Digital Network (IDN). Sementara untuk ID­ Access, hingga akhir Desember 2013, kapasitas jaringan akses Telkom telah mencapai 8,2 juta, terdiri dari Fiber to the Home (FTTH), Fiber to the Curb (FTTC), dan ADSL.

Di samping itu, Telkom juga telah melakukan instalasi sebanyak 82,8 ribu titik akses WiFi di area publik. Titik akses ini dapat dinikmati oleh para pelanggan Telkom dan Telkomsel. Sedangkan pada sisi transport, Telkom telah menyelesaikan jaringan backbone ID Ring di seluruh nusantara sepanjang 68,8 ribu km dari target sebanyak 75 ribu km di 2015.

Investa Riset dalam kajiannya menyatakan Telkom secara operasional akan terus tumbuh di masa depan karena memiliki pangsa pasar yang besar di industri.

"Pertumbuhan penjualan selama setahun terakhir secara otomatis juga meningkatkan labanya secara simultan dan konsisten. Dari sisi growth bisnis Telkom memang kami nilai paling siap menyambut perrsaingan sehingga tidak aneh jika saham TLKM diburu para fund manager dalam dan luar negeri," kata Kiswoyo, analis dari Investa Riset.

Ditambahkannya, saat ini saham Telkom tergolong paling murah sektor secara valuasi yang ditinjau dari nilai Price Earning (PE). "Kami memperkirakan harga wajar TLKM untuk tahun 2014 adalah sebesar Rp 2,720 atau 15% di atas level saat ini. Dengan kondisi saat ini maka kami masih menyarankan Buy untuk saham TLKM," pungkasnya.

(rou/rns)