"Kominfo mendapatkan PNBP nomor dua terbesar di antara kementerian dan lembaga lainnya, setelah Kementerian ESDM. Namun, Kementerian ESDM itu kan punya batubara, minyak dan gas. Kita tidak punya itu, jualan Kominfo itu ya cuma udara (frekuensi-red.) yang disewakan," tutur Tifatul, di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Senin (11/6/2012).
Sewa udara, juga tidak memerlukan alat besar yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. Sebab, si penyewa dalam bentuk milimeter blok ini juga harus menyediakan alatnya sendiri untuk berjualan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk tahun 2011 memang turun yakni sebesar Rp 11 triliunan saja. Tapi untuk tahun ini kitar targetkan akan ada PNBP senilai Rp 14 trilun. Insya Allah tercapai," tambahnya.
Melihat barang yang dijual serta hasil yang didapatkan, Tifatul pun berkelakar Kemenkominfo seperti berdagang 'jin'. "Iya, kita seperti berdagang jin saja, barangnya tidak kelihatan, duitnya kelihatan".
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini juga buru-buru menampik kalau uang yang berasal dari PNBP ini disimpan oleh Kementerian Kominfo. Sebab, uang tersebut langsung meluncur ke Kementerian Keuangan, dan tidak boleh tertahan lebih dari 24 jam.
"Saya perlu jelaskan, karena saya sering di-bully di media sosial soal uang ini. Kita ini seperti debt collector saja atau penagih uang. Karena uang tersebut masuknya ke Kementerian Keuangan," tandasnya.
(ash/ash)