"Itu juga misi kami di sini, kami akan coba meng-approach company-company seperti itu di sini. Mereka cuma belum sreg dengan Indonesia saja," kata Daniel Korompis, Presiden Direktur Cyber CSF kepada detikINET, Selasa (3/1/2011).
Setidaknya, menurut dia, ada tiga kendala yang menyebabkan perusahaan seperti Google dan RIM lebih memilih bangun data center di Singapura ketimbang di Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua, masalah sistem pendinginan. "Komputer Google untuk server sangat panas. Kalau listrik AC mati bisa meleleh. Mereka butuh sistem pendinginan redudancy untuk back up segala macam komponen," lanjutnya.
Untuk masalah ini, CSF sudah punya freezer sendiri. Mereka punya tabung besar berisi air dingin. "Jadi, kalau ada pemadaman, temperatur jangan sampai naik. Tabung ini bisa handle sementara waktu 10-30 menit tergantung bebannya."
Dan yang ketiga adalah masalah ketersediaan bandwidth. Jika ketiga unsur ini bisa diyakinkan tak ada masalah, bukan tak mungkin Google maupun RIM berkenan membangun data center di Indonesia.
"Wajar saja, investasi yang diperlukan untuk bangun data center tidaklah sedikit. Mereka tak mau ambil risiko kerugian jika tiga masalah itu tak terpenuhi. Semoga kehadiran kami di sini bisa menjadi contoh buat mereka," tandas Daniel.
(rou/rns)