Irfan Setiaputra, Direktur Utama PT Inti, mengaku kecewa telah dikalahkan dalam tender. Sebab, pihaknya mengungguli peserta lain dalam total bobot saat mengajukan penawaran harga terendah dan nilai aspek teknis tertinggi.
Menurutnya, alasan kekalahan yang diderita pihaknya tidak masuk akal. Konsorsium Icon+Inti dinyatakan gugur -- meski menang mutlak -- cuma karena Icon+ dianggap memiliki kinerja yang tidak memenuhi syarat terkait proyek pengerjaan lain di Kominfo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari 11 paket wilayah yang ditenderkan, Konsorsium Icon+Inti ikut tender di tujuh paket. Irfan yakin, enam di antaranya bisa menang mutlak karena berhasil mendapatkan skor tertinggi untuk total bobot penilaian harga dan teknis.
Pada paket 1, untuk wilayah Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara, Icon+Inti memperoleh nilai total bobot 93,800. Lebih tinggi dibanding Telkom yang memenangkan tender di wilayah itu. Telkom memperoleh total bobot 80,210.
Kemudian pada paket 2, untuk wilayah Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Riau, Icon+Inti memperoleh nilai total bobot 93,800. Lebih tinggi dibanding Jastrindo Dinamika yang memenangkan tender di wilayah itu. Jastrindo memperoleh total bobot 86,939.
Di paket 3, Icon+Inti kembali dikalahkan Jastrindo. Dengan total bobot 93,800, Icon+Inti tetap kalah dalam tender memperebutkan wilayah Sumatera Selatan,
Lampung, Bangka Belitung dan Kepulauan Riau, meskipun Jastrindo hanya memperoleh total bobot 88,122.
Sedangkan di paket 4, Icon+Inti kalah oleh Sarana Insan Muda Selaras. Total bobot 93,800 miliknya tidak mampu mengalahkan total bobot 84,663 milik Sarana untuk memperebutkan wilayah Jawa Barat dan Banten. Di paket ini, Sarana juga mengalahkan Telkom yang punya total bobot lebih tinggi, 87,581.
Sarana kembali mengalahkan Icon+Inti di paket 5 untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY Yogyakarta. Sarana (92,736) berhasil menang tender meski sebenarnya kalah tipis soal bobot nilai dari Icon+Inti (93,800).
Sementara di paket 6, Icon+Inti juga dikalahkan oleh Jastrindo untuk wilayah Jawa Timur. Padahal total bobot 93,800 yang dimiliki konsorsium itu jauh lebih
tinggi dibanding Jastrindo yang cuma 84,942.
Kasus di paket 6 ini mirip dengan kejadian di paket 4, di mana Jastrindo yang nilai bobotnya lebih rendah tetap bisa memenangkan tender meski kalah dari bobot Telkom yang mendapatkan nilai 90,235.
"Kami tidak terima dengan kekalahan aneh ini. Itu sebabnya, kami melayangkan surat sanggahan. Jika Kominfo mempermasalahkan performa Icon+, kami berani perdebatkan. Ini tidak fair buat kami," ujar Irfan.
(rou/ash)