"Dengan kerugian selisih kurs yang begitu besar, kita perlu kaji lagi segala kemungkinannya," kata Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi di sela jumpa pers RUPS XL di Menara Prima, Jakarta, Selasa (12/5/2009).
"Namun di sisi lain, pada prinsipnya kami ingin tetap jalan. Kalau nanti tetap jalan, pendanaan akan diambil dari tambahan injeksi capex (capital expenditure/belanja modal) tahun ini," lanjutnya. Capex XL di 2009 sekitar US$ 600-650 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Palapa Ring merupakan megaproyek membangun tulang punggung (backbone) serat optik internasional yang terdiri dari 7 cincin (ring) melingkupi 33 provinsi dan 460 kabupaten di wilayah timur Indonesia.
Setiap cincin nantinya akan meneruskan akses frekuensi pita lebar dari satu titik ke titik lainnya di setiap kabupaten. Akses tersebut akan mendukung jaringan serat optik pita lebar berkecepatan tinggi dengan kapasitas 300 Gbps hingga 1.000 Gbps di daerah tersebut.
Proyek ini sebelumnya membutuhkan biaya sekitar US$ 225 juta untuk membangun 35.280 kilometer serat optik bawah laut (submarine cable) dan 21.708 kilometer serat optik bawah tanah (inland cable).
Setelah adanya krisis ekonomi, nilai investasi mengerut menjadi US$ 150 juta dan panjang dari serat optik yang dibangun pun tinggal setengahnya.
Awalnya proyek tersebut akan dibangun enam perusahaan yang tergabung dalam suatu konsorsium Palapa Ring. Keenam perusahaan itu berikut persentasi keikutsertaannya adalah PT Bakrie Telecom Tbk, PT Excelcomindo Pratama Tbk, PT Indosat Tbk, PT Infokom Elektrindo (termasuk PT Mobile-8 Telecom Tbk), PT Powertek Utama Internusa (representasi Linbrooke Worldwide Ltd), dan porsi sisanya diambil PT Telkom.
Namun, dalam perkembangan terakhir, dua perusahaan (Infokom Elektrindo dan Powertek Utama Internusa) mengundurkan diri sehingga menyisakan empat operator telekomunikasi mengerjakan proyek tersebut. Dan jika manajemen XL mengambil langkah mundur dari konsorsium, maka Palapa Ring hanya menyisakan tiga operator telekomunikasi.
Hal yang ditakuti adalah jika langkah yang diambil oleh XL diikuti oleh dua operator yakni Indosat dan Bakrie Telecom. Semua ini bisa terjadi karena kondisi keuangan keduanya sedang tertekan akibat kerugian kurs. Jika hal itu benar terjadi, bisa dipastikan Palapa Ring tak kunjung terwujud.
(rou/faw)