Bisa dibilang tak istimewa, karena uji coba drive test sinyal yang dipimpin langsung oleh Dirut Telkomsel Kiskenda Suriahardja, Selasa (16/9/2008), hanya dilakukan oleh pihak operator itu saja, tidak benar-benar independen dari pihak lain. Sama seperti drive test tahun-tahun sebelumnya.
Sepanjang perjalanan dengan bus dari Jakarta, Merak, Bakauheni, hingga Bandar Lampung, 35 wartawan dari berbagai media yang ikut serta kurang mendapat kesempatan untuk menguji sendiri kualitas sinyalnya. Semua dilakukan swadaya dengan menggunakan ponsel masing-masing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
'Sangat Baik'
Meski demikian, menurut penuturan tim network Telkomsel, sinyal selama drive test memperoleh hasil yang sangat baik. Hasil drive test diukur dalam beberapa parameter, yakni Call Setup Success Rate (CSSR), Call Setup Time (CST), Call Completion Success Rate (CCSR), Mean Opinion Score (MOS), dan Reception Level (RxL).
"Dari total 60 call attemps atau panggilan dari ponsel ke ponsel secara acak, automatic by system, diperoleh angka rata-rata CSSR 100 persen atau sangat baik. CST 3,5 detik, sangat baik, CCSR 100 persen, sangat baik, MOS 3,5 sangat baik, RxL -79.1 dBm dan RSCP -85.1 dBm sangat baik," sebut VP End to End Network Quality Telkomsel, Anky Arief Priyagung.
Drive test sendiri merupakan kegiatan tahunan yang digelar Telkomsel untuk menguji sinyal seluler di jalur mudik melalui jalan darat yang dibarengi kegiatan sosial oleh operator tersebut di setiap posko mudiknya.
Peserta dari drive test ini biasanya terdiri dari para pejabat tinggi perusahaan, kepolisian, dan para wartawan. Berbeda dengan kegiatan sebelumnya, kali ini Telkomsel memilih jalur Jakarta-Lampung untuk diuji kekuatan jaringanya. Sebelumnya, jalur mudik di wilayah Jawa selalu menjadi pilihan dari pemimpin pasar seluler ini.
Sumatera Meningkat
"Pelanggan yang mudik ke Sumatera setiap tahunnya meningkat sebesar 40%. Pertumbuhan yang positif tersebut membuat kami selalu meningkatkan kapasitas jaringan, dan sekarang kita ingin buktikan kepada khalayak hasil persiapan tersebut," ujar Dirut Kiskenda.
Berdasarkan data yang dimiliki Telkomsel, pada 2007 lalu jumlah pelanggan yang menggunakan jaringannya di Padang melonjak 43,07% sementara di Sumatera Selatan naik 40,72%. Saat itu total jumlah pelanggan Telkomsel sekitar 44 juta nomor.
Kini, operator itu memiliki 58 juta pelanggan di seluruh Indonesia. Pelanggan tersebut dilayani 24.000 pemancar BTS. Khusus di sepanjang jalur mudik Lampung-Jawa-Bali dilayani sekitar 12.000 BTS.
Meski secara keseluruhan tak terlalu istimewa, namun Telkomsel membuat terobosan yang bisa diacungi jempol. Ketika bus menaiki kapal feri Jatra III milik ASDP, sinyal Telkomsel masih bisa diterima di tengah laut. Ternyata, operator ini tengah menguji coba inovasi baru untuk layanan telekomunikasi di tengah laut.
Teknologi tersebut berupa pengembangan teknologi OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) untuk Wimax. Inovasi perkawinan Wimax dengan GSM berbasis IP ini digunakan sebagai backhaul atau transmisi penghubung antara backbone hingga ke last mile, sehingga memungkinkan pelanggan berkomunikasi jika menggunakan ponsel 3G.
Selain mengenalkan teknologi baru tersebut, Telkomsel juga menggeber layanan T-Cash miliknya hasil kerjasama dengan Indomaret. T-cash adalah layanan yang memungkinkan ponsel melakukan transaksi keuangan layaknya uang digital. Di sepanjang Lampung-Jawa-Bali transaksi T-Cash dapat dilakukan di sekitar 1.200 gerai Indomaret.
Keterangan Foto:
Dirut Telkomsel Kiskenda Suriahardja, bersama VP End to End Network Quality Anky Arief Priyagung, dan VP Technology & Business Incubation Yoseph Garo saat menginspeksi perangkat FEMTO 3G Telkomsel di kapal Jatra Merak-Bakauheni.
Ingin berbagi informasi atau curhat tentang produk layanan seluler? Diskusikan di detikINET Forum. (rou/dwn)