Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) menyebut banyak akun Google Bisnis hotel-hotel di Indonesia diretas. Bagaimana cara mengamankannya?
Peretasan itu terjadi terhadap akun hotel di berbagai wilayah, seperti Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Riau, Jawa Tengah, Jawa Barat, hingga Sulawesi Selatan. Targetnya adalah akun yang belum terverifikasi, sehingga nomor telepon yang tercantum di akunnya pun bisa diubah.
"Jadi kayak phising, penipu akan mengakses akun Google. Kemudian mengubah nomor telepon. Jadi, masyarakat menghubungi nomor telepon si penipu," ucap Hariyadi dalam konferensi pers di Hotel Grand Sahid Jaya, mengutip detikFinance Senin (12/8/2024).
PHRI mendata ada 156 hotel di Jawa Tengah, 60 hotel di Sumatera Barat, 92 hotel di Jawa Timur, dan 18 hotel di Sulawesi Tengah jadi korbannya. Belum diketahui berapa total kerugian dari kejadian ini.
Menurut Alfons Tanujaya, pengamat keamanan siber dari Vaksincom, banyak yang tidak menyadari kalau akun Google Bisnis ini adalah sebuah aset digital. Yaitu karena pemilik usaha bisa menyebarkan informasi bisnisnya di Google secara gratis, dan pengguna pun bisa mendapatkan manfaat dari informasi tersebut.
Masalahnya adalah, menurut Alfons, banyak pemilik bisnis yang tidak mengelola dan mengamankan akun bisnisnya dengan baik.
"Malah bisnisnya di Maps diambil alih oleh orang lain. Dan kalau orangnya beritikad buruk yah dijadikan sarana penipuan seperti yg terjadi pada hotel-hotel di Jogja," jelas Alfons saat dihubungi detikINET.
Menurutnya, cara mengamankan akun-akun ini tak terlalu rumit, namun memang pemilik bisnis harus konsisten mengelola akunnya itu. Cara pertamanya adalah mengamankan akun dengan mengaktifkan two factor authentication.
"Kalau sudah aman akun emailnya, lalu akun bisnisnya di Google Maps diklaim dan diamankan. Kalau sudah ada yg klaim, proses ke Google untuk mengambil alih, karena pemilik lokasi maps itu yang akan diakui oleh google. Jadi beda dengan domain name yang pertama beli yang diakui," lanjutnya.
Setelah berhasil diklaim, menurut Alfons pemilik bisnis harus tetap memantau dan memperbarui informasi di akun Google Bisnis tersebut, karena kalau tidak nanti juga bisa "disusupi" oleh penipu.
"Karena kalau tidak nanti penipu banyak yang menyaru sebagai pemilik lalu menjawab dan mengarahkan ke nomor penipu," jelas Alfons.
Sementara dari sisi pengguna, agar tidak tertipu saat mencari informasi di akun Google Bisnis, pastikan nomor telepon yang akan dihubungi itu adalah nomor yang valid. Selain itu, akun pemilik bisnis semestinya mempunyai centang biru sebagai penanda terverifikasi.
"Dan kalau owner bisnis yang jawab itu ada centang biru di Maps," tutup Alfons.
Simak Video "Video: PHRI Bali Bicara Akomodasi Ilegal di Balik Turunnya Tingkat Hunian Hotel"
(asj/asj)