.webp)
Kementerian Hukum AS (Department of Justice/DOJ) mengklaim FBI sudah membuat software untuk mendekripsi data korban ransomware.
Mereka menyebut ada 500 korban ransomware yang datanya berhasil diselamatkan menggunakan software tersebut. FBI pun diklaim sukses menyita sejumlah situs yang dioperasikan geng ransomware ALPHV/Blackcat.
Namun menurut laporan Bleeping Computer, geng ransomware ALPHV/Blackcat bisa merebut kembali kontrol terhadap situs-situs yang sudah disita oleh FBI. Mereka juga menyebut FBI hanya berhasil mendekripsi data dari 400-an perusahaan, sementara masih ada lebih dari 3.000 korban lain yang datanya masih terenkripsi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih parahnya lagi geng ALPHV/Blackcat tersebut kini membuka 'keran' ransomwarenya lebih besar, sehingga para mitranya diperbolehkan untuk menyerang berbagai institusi yang sebelumnya pantang untuk diserang.
Institusi yang kini boleh diserang itu antara lain adalah infrastruktur penting, rumah sakit, dan pembangkit listrik nuklir, demikian dikutip detikINET dari The Verge, Kamis (21/12/2023).
DOJ sebelumnya menyebut selama 18 bulan ke belakang ALPHV/Blackcat menjadi ransomware paling banyak dipakai kedua di dunia. Pernyataan ini didasarkan oleh uang tebusan senilai ratusan juta dolar yang dibayarkan oleh para korbannya di seluruh dunia.
Sebagai informasi, geng ALPHV/Blackcat adalah pembuat ransomware yang menggaet mitra atau afiliasi yang bertugas mencari korban dan melancarkan serangannya. Keuntungan dari uang tebusan tersebut dibagi dua.
Selama beberapa bulan ke belakang, ALPHV/Blackcat mengklaim sebagai pelaku peretasan forum Reddit dan meminta uang tebusan sebesar USD 4,5 juta. Mereka pun mencuri data dari Namco Bandai. Geng ini juga penyebar ransomware yang menyerang sejumlah kasino dan hotel MGM Resorts di Las Vegas, Amerika Serikat.
(asj/fay)
