Siapa Bjorka masih jadi tanda tanya. Akan tetapi, platform di mana ia sering mengirim informasi yakni Telegram, dipercaya bisa menjadi celah untuk mengungkap identitasnya. Kemungkinan celah itu adalah Telegram yang bisa diakses oleh lebih dari satu perangkat.
Diketahui sebelumnya bahwa seorang pemuda di Madiun berinisial MAH telah ditangkap dan dijadikan tersangka kasus dugaan pelanggaran UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Dia diduga membantu Bjorka membuat kanal Telegram Bjorkanism dan mengunggah tiga pesan Bjorka.
"Tanggal 8 September 2022, [mengunggah] 'stop being idot'. Tanggal 9 September 2022, [mengunggah] 'next leak from president'. Tanggal 10 September 2022, [mengunggah] 'I will publish data MyPertamina soon'," ujar Juru Bicara Divisi Humas Polri Kombes Ade Yaya, dalam konferensi pers, Jumat (16/9).
Dikutip dari CNN Indonesia, meski polisi belum merinci pelacakan Bjorka, kemungkinan mereka bisa menemukan Bjorka lewat Telegram. Dari situs resminya, Telegram memang memiliki fitur yang memungkinkan penggunanya login di satu akun dari banyak HP.
"Anda dapat masuk ke Telegram dari sebanyak mungkin perangkat. Cukup gunakan nomor ponsel utama Anda untuk masuk di mana saja, obrolan cloud Anda akan langsung disinkronkan," jabar Telegram.
Saat diuji coba oleh tim CNN, akun Telegram dapat diakses oleh setidaknya dua perangkat. Saat login, seluruh informasi akan tetap ada di perangkat utama dan perangkat tambahan.
Uji coba login satu akun Telegram di banyak perangkat dilakukan di perangkat Android dan iOS. Saat login di perangkat kedua, Telegram secara otomatis mengirim pesan OTP. Itu berarti, MAH bisa saja masuk ke Telegram Bjorkanism untuk mengirimkan pesan dengan perangkatnya sendiri dan Bjorka yang asli bisa lanjut mengunggah dari perangkat berbeda.
Lebih lanjut, peneliti Open Source INTelligence (OSINT) Rosa Jong juga mengungkapkan Telegram tak sepenuhnya tertutup dan tak terlacak. Ada cara mengidentifikasi pengguna Telegram di dalam ruang obrolan.
Walaupun secara default, semua pesan Telegram dienkripsi, ternyata ini hanya terjadi saat transit dari perangkat pengguna ke server Telegram. Begitu pesan tiba di server Telegram, data didekripsi (pembacaan data yang terenkripsi) hingga pesan dapat diakses.
Terlebih, Telegram tidak menyediakan end-to-end encryption untuk obrolan group sehingga celah dari Telegram untuk menangkap Bjorka bisa saja dimanfaatkan.
Simak Video "Video: Bos Telegram Bakal Bagi-bagi Warisan Rp 227 Triliun ke 100 Anaknya"
(ask/afr)