7 Motivasi Serangan Hacker, Bjorka yang Mana?

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 15 Sep 2022 17:18 WIB
7 Motivasi Hacker, Bjorka yang Mana? Foto: NurPhoto via Getty Images/NurPhoto
Jakarta -

Hacker beraksi dengan berbagai macam motif. Seperti hacker Bjorka, tentunya aksi yang ia lakukan dilandasi alasan tertentu. Nah, berikut ini adalah beberapa motif hacker bertindak, seperti dikutip detikINET dari Infosec Insight, Kamis (15/9/2022):

1. Ingin memperoleh uang

Tentu saja uang menjadi salah satu motivasi besar bagi hacker. Bahkan dalam penelitian Verizon's 2020 Data Breach Investigations Report, terungkap bahwa 86% pembobolan data termotivasi uang.

Caranya bermacam-macam. Misalnya mencuri informasi pribadi untuk menguras rekening bank. Bisa juga dengan menggunakan ransomware untuk menyandera file korban. Atau yang cukup umum contohnya menjual data yang mereka retas di forum dark web.

2. Menyerang negara lain atas permintaan pemerintah

Bukan rahasia umum bahwa banyak negara mempekerjakan hacker khusus. Mereka bisa diminta untuk melakukan berbagai macam agenda, seperti mencuri informasi sensitif dari negara lain. Paling umum adalah mencuri teknologi.

Tak hanya itu, ada juga suatu negara yang ingin membuat kacau negara lain dengan bantuan hacker. Caranya misalnya dengan mencoba ikut campur atau memanipulasi pemilu.

3. Mata-mata perusahaan

Sebagian perusahaan menyewa hacker untuk meraup informasi penting dari perusahaan rivalnya. Hacker diminta menemukan database yang punya celah keamanan sehingga bisa diretas.

Informasi yang diambil bisa data perdagangan, data vendor atau konsumen, harga sampai rencana masa depan perusahan itu. Di sisi lain, hacker juga bisa disewa untuk memperlambat atau menumbangkan website perusahaan lain.

4. Tujuan politik atau hactivism

Beberapa hacker tidak begitu peduli dengan uang. Mereka melakukan peretasan untuk menyebarkan pandangan politik, sosial, etis ataupun keagamaan mereka. Misalnya pada tahun 2020, kematian jenderal Qassim Soleimani membuat hacker Iran menyerang website di Amerika Serikat.

Website itu kemudian memunculkan gambar Donald Trump di atas peta Timur Tengah. Lalu di Juli 2015, ada grup hacker mengangkut 32 juta data pribadi pengguna situs Ashley Madison karena website ini dinilai mewadahi perselingkuhan.

Halaman selanjutnya, untuk balas dendam>>>




(fyk/fay)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork